Sabtu, 27 Desember 2008

Fosi 1 di Masjid Istiqomah

Alhamdulillah F1 di Masjid Istiqomah Ungaran telah bejalan dengan sukses pada tanggal 24 s/d 26 Desember 2008 diikuti 14 peserta dari Undip,Unes,Unisula,Undaris,AkperProfJateng , kegiatan ini juga didukung oleh BSMI Bulan Sabit Merah Indonesia Kab. Semarang .Instukur f1 pada acara ini Drs Khoiru saleh, Ihsan Maarif,st dan Deni ( Mhsw t mesin Undip ) pasca acara ini peserta sepakat berjuang dan mendakwahkan Islam melalui metode FOSI..
Disampng materi f1 juga ditambahkan matero pengenalan Lafdiyzh qur` an, materi antikristenisasi dan tentang Bulan Sabit Merah Indonesia
Semoga Alumni fosi 1 ini bisa membawa petubahan pada diri sendiri dan umay

[+/-] Baca selengkapnya...

Sabtu, 20 Desember 2008

63 tahun Indonesia Merdeka = 4 abad umat Islam Indonesia dijajah hukum Belanda


Sebelum Indonesia kedatangan penjajah dari bangsa eropa , Indonesia terdiri kesultanan kesultanan Islam yang masing masing mempunyai ikatan emosional cukup kuat. Pada masa itu bangsa Indonesia mempunyai kemerdekaan untuk melaksanakan agamanya secara kaffah , tidak hanya melakasanakan rukun Islam melainkan jugau88 hukum hukum yang menyangkut hubungan kemasyarakatan hingga akhirnya datanglah penjajah eropa yaitu portugis,inggris dan Belanda, yang memporak porandakan sendi kehidupan bangsa Indonesia . Meraka memaksakan Budaya , tata hukum yang berlaku di eropa untuk diterapkan di Indonesia . Padahal di eropa mayoritas penduduk di sana mayoritas bergama Nasrani , tentunya tata hukumnya berbeda jauh dengan masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam .

Tiga setengah Abad lamanya umat Islam dikekang dijajah diseluruh sendi kehidupan hinga tibalah saat yang membahagiakan , yaitu Proklamasi Kemerdekaan. Harapan untuk memperoleh kemerdekaan dipelupuk mata bagi umat Islam untuk bisa beribadah secara kaffah , apalagi para pemimpin bangsa sudah mensepakati Pancasila dan UUD 45 menjadi dasar negara dimana disana jelas jelas tercantum bahwan negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan menjamin kebebasan umat beragama untuk melaksanakan ajaran agamanya. Namun harapan itu sirna ketika pimpinan orde lama cenderung ke komunis sosialis yang dibelakangnya ada paham atheis yang anti Tuhan , hancurlah harapan umat Islam Dasar Negara yang dijanjikan hanyalah slogan manis saja bahkan umat Islam menjadi pobi dengan dasar Negara yang sebenarnya dapat mewakili kepentingan umat Islam . Ketika Orde lama tumbang timbulah secercah harapan , tumbangnya faham komnisme yang ateis tentu saja menimbulkan semangat mewujudkan kemerdekaan bagi umat Islam untuk mendapatkan hak haknya sesuai yang dijanjikan Dasar Negara kita. Namun sayang tumbangnya Komunisme yang dimotori Barat berkelanjutan , barat tidak hanya menumbangkan faham lama, tetapi juga memakasakan faham sekulerisme ke sendi sendi kehidupan bangsa Indonesia. Sebagaimana Orde lama menggunkan Pancasila untuk memaksakan faham Komunisme , Orde barupun memaksakan Pancasila sebagai alat untuk memakasakan faham sekulerisme , dan pemerintah Orba berhasil membenturkan Islam dengan Pancasila , sehingga membuat Umat Islam yang ingin melakasanakan ajaran agama secara menyeluruh menjadi semakin pobi terhadap Pancasila demikian pula sebaliknya. Dan kini tibalah sekarang era reformasi , era yang menjajikan keadilan bagi seluruh bangsa Indonesia dan terntu juga umat Islam di dalamnya. Sedikit demi sedikit kesalah pahaman mulai mencair ,umat Islam secara bertahap mulai memperoleh hak haknya, dimulai dari aceh dan beberapa daerah mulai mensepakati perda yang mengakomodir kepentingan umat Islam. Sekarang tidaklah saatnya orang takut dengan syariat Islam karena syariat Islam hanya wajib diterapkan untuk umat Islam , demikian pula umat Islam tidaklah perlu takut dengan Pancasila karena justru Pancasila menjanjikan kebebasan beribadah bagi bangsa Indonesia dan tentu termasuk umat Islam didalamnya..Islam mempunyai aturan tersendiri dalam menyelesaikan kasus kasus pidanan dan perdata bagi umatnya , tetapi di Indonesia saat ini apabila terjadi permasalahan hukum umat Islam terpaksa masih menggunakan KUHP warisan penjajah Belanda untuk menyelesaikan permasalahannya. Karena itu sudah saatnya umat Islam mempunyai KUHP sesuai ajaran Islam, yang mengatur permasalahan hukum yang terjadi pada umat Islam. Karena itulah kami memohon pada para Ulama , cendikiawan muslim, poltikus muslim, baik yang dilegislatif maupun di eksekutif, dan juga tentunya para ahli hukum Muslim , untuk bisa mewujudkan impian umat Islam di Indonesia yang selama berabad abad diajajah oleh tata Hukum Belanda sehingga dapat merdeka dan memperoleh hak asasi yang paling mendasar yaitu kebebasan menjalankan ajaran agamanya , sesuai yang diamanatkan Pancasila dan Pembukaan UUD 45, semoga momentum HUT RI ke 63 ini menjadi awal kebangkitan umat Islam Indonesia untuk memperoleh kemerdekaannya beragama dibawah Negara Kesatuan Republik Indonesia amin..

[+/-] Baca selengkapnya...

Jumat, 05 Desember 2008

kartini bukan tokoh emansipasi wanita

Bulan April indentik dengan hari Kartini , secara umum di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat umum , Kartini di nobatkan sebagai tokoh yang memperjuangkan emansipasi wanita benarkah demikian ?
Banyak sekali tokoh tokoh masyarakat dengan percaya dirinya mengatakan judul kumpulan surat surat Kartini “ Habis gelap terbitlah terang “ merupakan semboyan yang dijadikan Icon gerakan emansipasi wanita ataupun gerakan pendidikan ,padahal meraka sama sekali belum pernah membaca buku tersebut , sungguh sangat Ironi , seharusnya para guru dan tokoh tokoh masyarkat sebelum mengajarkan kepada murid muridnya atauupun mengutarkan ke masyarakat membaca dan memahami benar pemikiran pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat suratnya.

Kata kata heroik Kartini yang menjadi begitu di kenal tertuang pada sahabatnya Tuan Ec Abnedanon pada tanggal 15 Agustus 1902 berikut cupplikannya
“ habis malam datanglah siang, Habis topan , datanglah reda, Habis perang datanglah menang Habis duka datanglah suka....Karena sengsara,menderita, karena tafakur, maka diperoleh nur cahaya, Mustahil cahaya akandatang, bila tiada didahului gelap; bagus, bagus, bukan ?...Tahun berganti tahun..... Kami namanya orang Muslimin,karena kami turunan orang muslim dan kami cuma namanya muslim lain daripada itu tidak, Tuhan Allah bagi kami semata mata kata seruan ,sepatah kata, bunyi tiada artinya dan rasanya.Demikianlah kami hidup hingga tibalah hari yang membawa perubahan dalam keadaan jiwa kami......Tiada sepatah kata sesalan juapun mereka ucapkan dan bila kami menyesali diri kami dengan amat sangtanya oleh karena angkuh sombong dankeras kepala kami , berkatalah mereka dengan lemah lembut , mebujuk dan memaafkan Barulah sekarang Tuhan berkehendak membuka hatimu mengucap syukurlah ! ...kami rasa bahwa senantiasa ada Tuhan dekat kami dan mejagai kami Tuhan itu menjadi penolong ,pembujuk hati, tempat kami berlindung di dalam kehidupan kami yang akan datang .... “
Dari cuplikan diatas jelaslah bahwa Makna Habis Gelap terbitlah Terang yang diungkapkan Kartini bukanlah dimaksud dari kebodohan atau ketertindasan wanita menjadi kemerdekaan atau kepandaian wanita agar sama dengan laki laki, yang dimaksud dengan ungkapan Kartini adalah bahwa Selama ini Kartini seorang Muslim tapi dia tak mengenal Agama maupun Tuhannya, setelah sadar dan bertaubat dia menyadari kesalahannya maka cahata Tuhan ( Nur Allah ) menerangi hatinya..
Dan pemikiran Emansipasi itu tertuang pada saat dia dilanda kegelapan ketika jauh dari Tuhannya, saat itu Kartini sangat mengidolakan wanita barat yang bebas merdeka seperti laki laki bahkan bisa belajar di eropa merupakan tekadnya waktu itu , bahkan pada suratnya pada Nona Zeehandelaar 6 November 1899 Kartini sempat mengatakan Alangkah baiknya jika tidak ada agamaitu , karerna agama itu , yang seharusnya mempersatukan hamba Allah, sejak dari dahulu dahulu menjadi pangkal perselisihan dan perpecahan , jadi sebab perkelahian berbunuh bunuhan yang sangat ngeri dan bengisnya.

[+/-] Baca selengkapnya...

Jumat, 07 November 2008

Ganti Simbol Palang Merah dengan Bulan Sabit Merah

MENGAPA MEMAKAI SIMBUL PALANG MERAH ?
SUDAH LAMA KAMI MENCERMATI MENGAPA INDONESIA UNTUK SIMBUL ORGANISASI KEMANUSIAN RESMI MASIH MENGGUNAKAN SIMBOL PALANG MERAH PADAHAL SIMBOL TERSEBUT JELAS JELAS BERTENTANGAN DENGAN AQIDAH DAN TAUHID UMAT ISLAM BAHKAN YANG LEBIH IRONI LAGI BANYAK SEKALI RUMAH SAKIT ISLAM JUGA MENGGUNAKAN SIMBOL INI , PADAHAL DI NEGARA NEGARA YANG MAYORITAS PENDUDUKNYA BERAGAMA ISLAM TIDAK MAU MENGGUNAKAN LAMBANG INI , BAHKAN TURKI YANG NOTABENE NEGARA BERPENDUDUK ISLAM YANG PALING SEKULER DAN PALING DEKAT DENGAN BARAT TIDAK MAU MENGGUNAKAN LOGO PALANG MERAH , MENGAPA DEMIKIAN ? KARENA HAL INI MENYANGKUT DASAR DASAR AQIDAH DAN TAUHID , SIMBOL PALANG MERAH DIAMBIL DARI SIMBOL BENDERA NEGARA SWISS, SIMBOL TERSEBUT BAGI UMAT NASARANI DI SWISS MAUPUN DI NEGARA LAIN MERUPAKAN SIMBOL BERKAITAN DENGAN KEYAKINAN ( TEOLOGIS) JADI SIMBOL PALANG MERAH ADALAH SAMA DENGAN SIMBOL SALIB MERAH .


MESKIPUN KENYATAANNYA DEMIKIAN TAPI MENGAPA JUSTRU INDONESIA YANG MAYORITAS PENDUDUKNYA MUSLIM MASIH MENGGUNAKAN LOGO PALANG MERAH SEBAGAI LOGO YANG RESMI DIGUNAKAN PEMERINTAH .PADAHAL JUMLAH UMAT ISLAM DI INDONESIA DIATAS 80 % JAUH LEBIH BANYAK DIBANDING PEMELUK AGAMA NASRANI. PENGGUNAAN PALANG MERAH ( SALIB MERAH ) JELAS – KELAS TIDAK MENGHARGAI JUMLAH MAYORITAS UMAT ISALAM. LEBIH HERANNYA TIDAK SATUPUN ORMAS ORMAS ISLAM , PARTAI PARTAI ISLAM , PERGERAKAN PERGERAKAN ISLAM MEMPERMASALAHKAN HAL INI BEGITU PULA ULAMA ULAMA ISLAM TIDAK SATUPUN MENYINGGUNG HAL INI
LOGO PALANG MERAH ADALAH TIDAK LEPAS DARI PEMBENTUKAN ORGANISASI INI PADA JAMAN BELANDA PADAHAL KITA SUDAH 50 TAHUN LEBIH MERDEKA TIDAKKAH KITA UMAT ISLAM MULAI BERPIKIR UNTUK MELEPAS PALANG PALANG SALIB YANG KITA PAMPANG DI RUMAH KITA DI SEKOLAH SEKOLAH UMAT ISLAM DI RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT ISLAM BAHKAN MUNGKIN DI KOTAK KOTAK OBAT DI MASJID MASJID KITA SELAMA BERPULUH PULUH TAHUN DAN MENGGANTINYA DENGAN LOGO BULAN SABIT MERAH ?
TUNGGU APA LAGI MARI KIA SEGERA BERHIJRAH MENUJU JALAN YANG BENAR….

[+/-] Baca selengkapnya...

brainstroming di era rasulullah

mencari kebenaran merobohkan kesombongan
Heboh Isra’ mi’raj
Para penduduk mekah tertegun mendengarkan kisah perjalanan Nabi Muhammad saw perjalanan yang penuh sensasional dari masjidil haram mekah menuju ke masjidil aqsa di palestina. Yang kemudian dilanjutkan dengan perjalanan ke langit menembus langit ke tujuh menuju Sidratul Muntaha. Kaum kafir Qurays yang sejak semula tidak mempercayai dan bahkan memusuhi Muhammad saw semakin yakin dengan anggapannya bahwa Muhammad hanya seorang pembohong. Sedang Umat Islam mengalami keguncangan pikiran bahkan ada yang mengambil sikap untuk keluar dari Islam
Brainstroming untuk umat Islam
Allah swt melalui Rasulnya yang memang sengaja menguji umatnya seberapa besar tingkat keimanan dan keyakinan yang dimiliki.Inilah brains Stroming pertama bagi umat Islam dan langsung dari Allah swt. Sebelum peristiwa heboh Isra` Mi`raj , penduduk Mekah merasakan dakwah yang disebarkan Rasulullah yaitu tentang keesaan Tuhan lebih masuk akal dari pada menyembah berhala .


Sehingga para penduduk Mekkah yang menggunakan akal sehatnya , dengan penuh kerelaan hati masuk ke Dienul Islam. Informasi yang disampaikan Muhammad saw jauh lebih menentramkan hati dan pikiran dari pada kepercayaan - kepercayaan serta adat istiadat kuno yang diyakini penduduk Mekkah. Namun ketika mereka cukup tenang menerima dakwah dari Rasul tiba tiba, diguncang kan dengan berita yang baru disampaikan Rasul , yang menurut pemikiran mereka tidak masuk akal . Bagaimana mungkin perjalanan dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hanya dilalui dalam waktu semalam dan masih dilanjutkan dengan perjalan ke langit. ke tujuh. Dalam benak mereka penuh pertanyaan …
Benarkah yang diceritakan Muhammad ?
Bohongkah Muhammad ?
Kalau dia bohong berarti yang dia sampaikan selama ini juga bohong….
Kalau selama ini dia bohong berati apa yang disampaikan dia tentang adanya Tuhan yang Esa dan menguasai seluruh langit dan bumi juga bohong ?..
Kalau begitu adakah Tuhan seperti yang diceritakan Muhammad ?….
Suasana begitu kacau dan mencengangkan bahkan beberapa umat Islam sudah menyatakan diri keluar Islam, Kaum kafir Qurays tersenyum melihat para muslimin mulai guncang . Nabi Muhammad saw berusaha meyakinkan kebenaran berita yang dia bawa dengan argumen – argumen , bahwa dia mampu menceritakan kondisi masjidil aqsa dan kabilah kabilah yang akan datang ke kota makkah. Tapi masih juga belum mampu membuat suasana berbalik .
Abubakar sang ashiediqien
Ditengah tengah suasana kacau seperti itu , Abu bakar tampil mengembalikan suasana. Dengan tegas dan lantang menyatakan bahwa apapun yang diucapkan Rasulullah pasti benar..
Sikap Abubakar bagai air sejuk ditengah padang gurun ….
Rasulullah kembali menemukan semangat dan keyakinan , begitu pula umat Islam lainnya…. Sehingga Rasulullah memberi gelar Ashidieq untuk Abu bakar sebagai penghargaan atas jasanya mengembalikan keyakinan umat Islam. Dan suasana berubah menjadi happy ending , umat Islam menjadi semakin yakin akan aqidah mereka. Mereka tidak lagi hanya menerima kebenaran Islam apabila sesuai akal mereka, akan tetapi mereka total meyakini apapun yang disampaikan Rasulullah. Sami`na….wa ato`na…., kami dengar dan kami taati . Semua kebenaran datangya hanya dari Allah Rabbul Alamiin . sebagaimana di sebutkan dalam Qur`an Surah Albaqarah ayat 147
“. Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.”
Hikmah dari peristiwa Isra` Mi`raj
Mengapa Allah menghadirkan peristiwa Isra mi`raj yang mengguncang pemikiran umat Islam bahkan sampai membuat murtad.beberapa umat Islam Tentunya banyak hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa ini , :
Bagi Rasulullah saw. Peristiwa ini untuk membangkitkan rasa optimisme akan tugas yang beliau emban ,Karena beliau dapat berinteraksi menerima wahyu langsung dari Allah tanpa perantara jibril.
Dengan peristiwa ini tercetak kader kader tangguh dan konsisten dalam mengakkan risalah.Contoh paling kongkrit adalah Abu Bakar Ashiediq beliau selalu konsisten diantara sahabat lainnya.Dialah yang mendampingi Rasul hijrah ,menjadi orang kedua dari rasul bila beliau tidak ada, dan pionier kekhalifahan Islam.
Dari sinilah kita sadari perlunya metode dakwah sebagaimana diajarkan Rasulullah melalui peristiwa Isra mi`raj.ini untuk mecetak kader kader yang tangguh sebagaimana dicotohkan Abubakar dan sahabat Rasul diawal penyebaran Islam sehingga disebut Ashidiqien sebagaimana disebut dalam Alqur`an surah Anisa ayat 69.
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin[314], orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya
[314] ialah: orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam surat Al Faatihah ayat 7.
Semoga Allah swt menggolongkan kita sebagai Ashiidiqiin amiin.
Wallahu alam bisawwab
Referensi :
Alqur an digital
Bey arifin, kisah 25 Nabi & Rasul
Heikal,Sejarah Abu Bakar Ashidiq
“ Semua amal akan terputus ketika kita meninggal kecuali 3 hal, Ilmu yang bermanfaat. Shodaqoh jariyah dan anak yang sholeh “
( al hadits )

[+/-] Baca selengkapnya...

Minggu, 26 Oktober 2008

Struktur FOSI

dewan syuro
ketua. : Khoirus Saleh
penasehat internal: winoto.
penasehat pendidikan : toni lrianto
penasehat politik : achsin makruf
penasehat ormas : m. muslih
penasehat pengkaderan : lchsan maarif
penasehat pesantren : alyus dwiyanu
penasehat keuangan : danar
penasehat annisa : lis
penasehat ekonomi : moyo s.
penasehat hub. pemerintah: nur hadi
pengurus tanfidziyah
ketua :m nor ali
seketaris : gatot lndratmoko
bendahara : arif hendratmoko
bag. pengkaderan : abdul kirom
bag. pesantren : wahyu andri
bag. humas external : widodo
bag. humas internal : rochani
bag. ekonomi &. pengembangan jaringan : m. nor salim
bag. lafdziyah : .mn rohmat mz
bag.pembinaan keluarga & tahsin. Qur'an : lndra aris uripno
bag. pengembangan teknologi: lswahyudi
bag. pendidikan : widyastuti rn
bag. annisa (pra nikah) : dian
bag. annisa (pembinaan ibu & anak): siti rohmah
DRAFT Rencana Kegiatan Fosi. Kab. semarang
dasar pemikiran kegiatan
1. semua kegiatan semata mata hanya untuk mencari rido 4jjl
2. memposisikan materi pengkaderan sebagai sebuah metode untuk merubuhkan kesombongan lntelektual baik itu lntelektual rasio maupun lntelektual beragama
3.menggalang ukhuwah lslamIyah untuk bersama sama membumikan Nilai nilai lslam
4.menjadikan materi materi pertrainingan sebagai cita cita yang akan diperjuangkan menjadi sebuah realita di kehidupan masyarakat.
progam Kerja Fosi Ungaran
Bag. Pengkaderan
membentuk 3 team
Team produksi.
Team trainer
Team marketing
Team follow up
Team produksi
melakukan pengembangan dan varisi materi pertrainingan disesuaikan dgn potensi sdm trainer.yg ada dan kebutuhan audien
Team trainer
menyiapkan sdm yg ada dan mengkoordinasikan dgn team produksi & maketing sehingga ketika ada permintaan training bisa terlayani dengan baik.
Team marketing
melakukan penawaran penawaran kerja sama training. sesuai paket training yg disusun bagian produksi dan alokasi waktu sesuai kemampuan team. trainer
Team Follow uper
menyusun management follow up yg praktis dan efisien yg mengutamakan kedekatan emosional
Bag.Pesantren
Memaksimalkan pemanfaatan potensi pesantren khususnya di lingkungan mbah zaery
melakukan silaturahmi ke pesantren lain untuk menjalin jaringan pesantren dan menjajagi kemungkinan pengkaderan lewat jalur pesantren.
Bag. hubungan external.
Fosi menjadi inspirator terjalinnya ukhuwah lslamiyah antar ormas lslam orpol lslam
Fosi menjadi fasilitator antar umat ulama umara wakil umat serta lembaga penegak keadilan
Fosi berperan aktif dlm lembaga lembaga lndependen dan ilmiah yg dapat digunakan sebagai sarana perjuangan penegakan nilai nilai lslam
Fosi sebagai pemicu semangat kegiatan keislaman.pioner pendirian lembaga lembaga keislaman.serta inspirator pembumian nilai nilai lslam baik dlm wujud peraturan daerah ataupun dlm wujud aktifitas lainnya
Bag. hubungan internal
menjalin kontinuitas. hub. silaturahmIi extrainer fosi. meningkatkan type extrainer dari .yg pasif menjadi peduli .peduli menjadi aktif .aktif menjadi loyal
Bag. Ekonomi & Pengembangan jaringan
Mengoptimalkan tempat usaha yg sdh dibangun extrainer fosi .menjadi sebuah jaringan usaha yg saling mendukung & menjadi tempat lapangan kerja extrainer fosi.
Menjalin komunikasi dengan extrainer fosi yg sdh mapan dlm usaha & bekerja agar dapat mendukung kegiatan fosi & dapat menjadi referensi pekerjaan bagi kader fosi
Mengupayakan terbentuknya lembaga lembaga ekonomi baru dari kader fosi
Menjalin komunikasi dgn usahawan muslim ..
Bag. Lafdziyah
Menyelenggarakan Training pengenalan lafdziyah untuk semua kalangan anak anak. remaja.guru Tpq .& umum
Membentuk kelompok kelompok lafdziyah
Menyelenggarakan TPQ lanjutan dgn nama Taman Asatiatil Qur an
Menyusun buku panduan Lafdziyah Qur an metode Fosi
Bag. Pembinaan Keluarga & tahsin Qur.an
menyelenggarakan pelatihan tahsin Qur an mingguan
menyelenggarakan pelatihan pranikah
menyelenggarakan forum keluaga Sakinah bulanan
seminar keluarga
Bag. Pendidikan
mengoptimalkan potensi tenaga pengajar yang ada
memanfaatkan jaringan pengajar sebagai wahana pengkaderan
Bag. Annisa
menyiabkan sebelum nikah kader kader putri

[+/-] Baca selengkapnya...

kemerdekaan berjilbab

*GEMA Pembebasan*Rubrik : GagasanMengenang 12 Februari, Hari Proklamasi Kemerdekaan JilbabJumat, 25 Januari 08 - by : Teguh Susanto <./?pilih=pesan&id=495>
Oleh Teguh S Alumni GP Jember Sebagai bentuk dukungan moral thd kasus pemakai jilbab di institusi pendidikan di Indonesia
Munculnya gelombang besar kesadaran berjilbab sepanjang tahun 1980-an merupakan fenomena yang sangat menarik untuk diamati dan dikenang. Agaknya bisa dipastikan bahwa belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia munculnya suatu gelombang kesadaran untuk mengenakan buasana muslimah yang semacam ini. Fenomena ini lebih menarik lagi mengingat hal ini terjadi di kalangan remaja putrid sekolah menengah dan pada sekolah-sekolah negeri, bukan madrasah atau sekolah-sekolah Islam ? gejala yang sama juga terjadi secara berbanding lurus di kampus-kampus negeri seperti UI, ITB, IPB, UGM, IKIP Jakarta, IKIP Malang, dsb.
Fenomena ini kemudian diwarnai dengan kasus-kasus yang berkaitan dengan jilbab. Di SMAN 1 Jember pada awal tahun 1982, Triwulandari, siswi di sekolah itu yang baru mengenakan kerudung, segera mendapatkan tantangan. Ia dipaksa pulang oleh kepala sekolah karena dianggap melanggar pakaian seragam sekolah dan dituduh sebagai anggota Jamaah Imron. Ia bahkan sempat dipanggil oleh Kodim 0824 Jember dan ditanyai tentang Jamaah Imron. Empat belas organisasi remaja masjid, organisasi ekstra pelajar, dan mahasiswa di Jember kemudian menyurati kepala sekolah SMAN 1 Jember (tertanggal 1 Februari 1982), meminta agar siswi berkerudung tetap diijinkan bersekolah dalam pakaian muslimah. Kepala Sekolah, I Made Rempet, menjawab langsung surat itu bahwa ia tak berhak mengijinkan, kalau tidak ada ijin dari Gurbernur. Surat berikutnya yang dikirimkan oleh dua anggota remaja masjid di Jember (tertanggal 5 Februari 1982) tidak mendapat balasan.
Pada akhir tahun 1990, masalah jilbab banyak diangkat di media massa. Saat itu, beberapa media memainkan peranan memberi tekanan pada pemerintah untuk media menyelesaikan masalah seragam sekolah. Harian Piukiran Rakyat beberapa kali mengangkat tema kerudung pada ?Tajuk Rencana?-nya. Pada satu kesempatan, harian ini mengkritik birokrasi Indonesia telah menyapa siswi-siswi pemakai jilbab bukan dengan tradisi memahami, melainkan tradisi peraturan. Pada kesempatan berikutnya tulisan dibuka dengan pernyataan ini, ?Kita selalu menentang segala aturan yang menyengsarakan masyarakat kita karena kebebasan beribadahnya dibatasi. Dapatkah kita membayangkan betapa menderitanya orang-orang yang dilarang beribadah, dan diancam bila mereka beribadah? Dapatkah kita membayangkan perasaan dosa bagi orang-orang yang tidak beribadah akibat suatu larangan?
Harian Terbit, juga pada akhir tahun 1990, mengangkat masalah ini sering lagi. Beberapa saat sebelumnya telah terjadi demonstrasi di Bandung, menuntut dicabutnya larangan berjilbab di sekolah. KH Dawam Anwar, pimpinan Pondok Pesantren An-Nur Al-Kasysyaf, Bekasi Jawa Barat, mengkritik penyalahgunaan kekuasaan oleh beberapa oknum. Pelarangan jilbab menurutnya tidak sesuai dengan Pancasila. Beberapa terbitan berikutnya juga mengingatkan pemerintah untuk meninjau ulang peraturan seragam sekolah yang ada.
Sementara itu masih saja terjadi pelarangan jilbab, kali ini di SMA 1 dan 4 Bekasi. Siswi-siswi di sekolah itu tidak diberi soal ujian. Mereka bersama pelajar-pelajar lainnya, seluruhnya 100 orang, kemudian mendatangi Kantor Mahkamah Agung untuk menyampaikan beberapa tuntutan, tetapi tidak berhasil menemui Ketuanya, Ali Said, karena sedang keluar kota. ?Cabut SK Dikdasmen No. 052 tahun 1982 hari ini juga?, ?Jilbab Yes : Rok Mini No??, begiru poster-poster yang mereka bawa. Pada saat yang sama, rupanya sedang ada pembicaraan intensif antara MUI dan Depdikbud. Pihak Depdikbud, di bawah Menteri dan Dirjen Dikdasmennya, Fuad Hasan dan Hasan Walinono, mau tidak mau mempertimbangkan kembali peraturan seragam yang ada. Tekanan dari masyarakat, media massa dan MUI semakin kuat. Sementara di tingkat nasional, berdirinya ICMI, telah merubah haluan Pemerintah lebih akomodatif terhadap Islam. Fuad Hasan, pada awalnya terlihat enggan untuk mengubah peraturan seragam, boleh jadi karena sikap Orde Baru yang selama ini cenderung anti Islam. Namun, bandul telah bergeser dan Dekdikbud pun mau tidak mau harus mengikuti arah bandul irtu. Akhir 1989 atau awal tahun 1990, MUI mengadakan Munas dan menghasilkan keputusan perlunya meninjau kembali peraturan tentang seragam sekolah. Menindaklanjuti hasil munas tersebut, MUI beberapa kali melakukan pertemuan dengan Dekdikbud, terutama dengan Hasan Walinono, Dirjen Dikdasmen. Pada pertemuan di sebuah restoran di Kawasan Monas bulan Desember 1990, kedua belah pihak sepakat untuk menyempurnakan peraturan seragam sekolah. Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu itu tiba. Pada tanggal 10 Februari 1991, SK seragam sekolah yang baru resmi ditandatangi, setelah melalui proses konsultasi dengan banyak pihak, termasuk Kejaksaan Agung, MENPAN, Pimpinan Komisi IX DPR RI, dan BAKIN.
Dalam SK yang baru itu, SK No. 100/C/Kep/D/1991, tidak disebutkan kata jilbab, tetapi yang digunakan adalah istilah ?seragam khas.? Dalam peraturan tersebut dinyatakan ?siswi putrid (SMP dan SMA) yang karena keyakinan pribadinya menghendaki penggunaan pakaian seragam sekolah yang khas dapat mengenakan pakaian seragam khas yang warna dan rancangan sesuai lampiran III dan IV.? Pada lampirannya bisa dilihat bentuk seragam khas yang dimaksud, yang tidak lain adalah busana muslimah dengan jilbab atau kerudungnya. Bentuknya jelas beda dengan bentuk tutup kepala pada SK sebelumnya yang lebih mirip topi mandi. Masih terlihat ?gengsi? pemerintah untuk mengakui istilah yang biasa digunakan untuk pakaian seperti itu, termasuk juga untuk mengakui pengaruh protes masyarakat dalam penyusunan SK baru tersebut. Namun bagi umat Islam, hal ini tidak begitu penting, mengingat aspirasi mereka telah diperhatikan dan diakomodasi lewat apa yang disebut dengan ?seragam khas? tadi. Bebarapa masalah jilbab yang tersisa serasa tak berarti dibandingkan gerbang kemerdekaan yang sudah terlihat di depan mata. Kegembiraan atas munculnya peraturan baru ini diekspresikan dengan berbagai macam cara. Majalah Panji Masyarakat menyebutkan sebagai ?habis gelap terbitlah terang?, mengingatkan kita pada kumpulan tulisan Kartini yang dibukukan. Hari ditandatanganinya SK No. 100 tahun 1991 disebut-sebut juga dengan Hari Proklamasi Kemerdekaan Jilbab. Kebetulan tahun 1991 ditetapkan oleh pemerintah sebagai tahun kunjungan wisata Indonesia, Visit Indonesia Year. Sebuah SMA di daerah Jakarta Timur mengabadikan tema ini dalam sebuah spanduk ? setelah diplesetkan tentunya ? Visit Jilbab Year 1991. di beberapa tempat juga diselenggarakan sujud syukur atas kebebasan memakai jilbab di SMP dan SMA negeri ini. Mulai detik penandatanganan SK 100 1991 itu, sudah semestinya di Indonesia ini tidak ada tindakan-tindakan pada institusi-institusi pendidikan pada tingkatan manapun. Mereka sudah tidak punya alasan lagi utuk mendeskriditkan para jilbaber maupun mengintimidasi mereka.
Sejak tahun 1991 itu, dimulaialah sebuah era baru bagi para muslimah di sekolah-sekolah negeri. Mereka tidak lagi ?bongkar pasang? jilbab setiap kali pergi ke sekolah, berangkat dengan memakai jilbab dari rumah, melepasnya ketika sampai di gerbang sekolah, dan mengenakannya kembali ketika pulang ke rumah. Tak ada lagi tarik menarik tas dengan guru, dipaksa keluar kelas, dipanggil oleh kepala sekolah, mendapatkan sindiran setiap saat, atau hal-hal yang tidak mengenakkan lainnya.
Problem Jilbab Pasca 1991
Satu masalah masih tersisa setelah keluarnya SK 100 tahun 1991, yakni masih banyaknya siswi muslimah yang tidak mengenakan jilbab itu sendiri. Mungkin mereka belum tahu betul hukum wajibnya dan batasan mengenakan busana muslimah. Atau bisa jadi, sebenarmya mereka tahu hal ini, tapi meremehkan dan lebih rela menjadi korbam westernisasi. Masih banyak siswi yang takut, canggung, bahkan risih mengenakan pakaian dan seragam muslimah. Padahal sejatinya, dengan pakaian muslimah itu, mereka lebih terlihat santun, terhormat dan anggun.
Masalah kedua yang sangat penting adalah dampak dari semakin mudahnya pelajar menakai jilbab. Jilbab dan kerudung bahkan kini menjadi trend bagi sebagian orang. Hal ini membuat pemakai jilbab pada hari ini lebih ?cair? dibanding generasi sebelumnya. Maksudnya, banyak muslimah yang memakai jilbab, tetapi pada saat yang sama lupa untuk menjaga nilai-nilai agama lainnya. Tidak sedikit diantara mereka yang berpacaran dan berdua-duaan tanpa rasa canggung. Banyak juga yang akhlaknya buruk sehingga membuat citra jilbab dan juga Islam (karena jilbab merupakan salah satu simbol Islam yang penting) menjadi turun dalam pandangan umum. Orang-orang kemudian berkata , ?Ah?dia aja yang pakai jilbab kayak gitu.? Umat Islam pun hanya bisa menangis melihat kenyataan ini, itupun kalau mereka masih punya hati nurani.
Kondisi ini berbeda sekali dengan generasi awal pemakai jilbab di sekolah-sekolah negeri. Mereka menjaga akhlak mereka. Ketika mereka hijrah dari busana jahiliyah ke busana yang Islami, maka yang berubah bukan hanya pakaian mereka, bukan hanya tampilan luarnya saja, tetapi juga keimanan, ideology, akidah serta perilakunya. Di bidang akademik juga mereka umumnya berprestasi. Tidak sedikit yang berhasil dengan NEM tinggi dan masuk di perguruan-perguruan tinggi negeri favorit. Bagi mahasiswi, lulus dengan predicat cloumlude. Perubahan pada diri mereka adalah perubahan yang kaffah (menyeluruh), perubahan revolusioner. Perubahan yang pada gilirannya berikutnya membawa juga ke tengah-tengah masyarakat mereka. Inilah yang menjadikan mereka berbeda. Semoga Allah meridhoi para aktivis yang dahulu, sekarang dan pada masa-masa mendatang, tetap teguh memperjuangkan dan memasyarakatkan jilbab serta nilai-nilai yang dibawa jilbab itu. Menjadikan masyarakat menjadi mengenal, memahami, menyayangi Islam dan menerapkan dalam kehidupan. Wallahu ?alam bish showab.
GEMA Pembebasan : http://www.gemapembebasan.or.idVersi Online : http://www.gemapembebasan.or.id/?pilih=lihat&id=495

[+/-] Baca selengkapnya...

 

blogger templates | Make Money Online