Selasa, 23 Juni 2009

Buletin kita . . . . . . .

FOSI

AKTUaL : PEMILU..
Setelah melewati berbagai macam rintangan ketika meninggalkan kota Mekkah bersama sahabatnya Abubakar, Rasulullah saw datang ke kota Yatsrib disambut dengan gegap gempita , kehadirannya disambut seluruh penduduk Madinah baik itu yang muslim ataupun yang tidak muslim dengan penuh sukacita, bahkan berebut agar kediamannya disinggahi Rasulullah saw. , Tak lama setelah kedatangannya ke kota Yatsrib , Rasulullah saw berhasil mencapai kesepakatan dengan pimpinan kelompok dari kaum non muslim untuk membentuk suatu pemerintahan bersama yang terkenal dengan perjanjian Madinah setelah sebelumnya beliau berhasil menyatukan muhajirin dan anshor. Inilah konsep pembentukan pemerintahan muslim yang pertama , dimana pembetukan pemerintahan diwakili oleh pemimpin pemimpin kelompok yang sudah terpilih jauh hari sebelumnya.dan benar benar mengenal kelompok yang dipimpinnya.
Musyawarah dengan perwakilan ini dalam mengatur pemerintahan merupakan ide pemerintahan modern yang dicetuskan Islam pertama kali di dunia. Dan bertahan hingga jaman khulafaurasyidin sayang setelah itu Islam kembali tenggelam jaman Feodalisme sampai kehalifahan terkhir Islam di Turki.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

Ali Imron : 159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

[246] Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.



Musyawarah merupakan menjadik karakter khusus dari seorang muslim dalam menyelesaikan urusan baik dengan sesama muslim maupun non muslim. Pemungutan suara mestinya menjadi alternatif terakhir dalam pengambilan suara. Pemilihan seharusnya dimulai dari Musyawarah antara mereka yang dipilih maupun terpilih sehingga jelas apa yang diinginkan pemilih terhadap wakilnya ataupun pemimpinnya. Pemilhan dengan mayoritas masa mengambang seperti pemilu pada tanggal 9 april 2009 tentunya setelah selesai memilih , maka selesailah pula ikatan pemilih dan mereka yang dipilh . Kerahasiaan pilihan dari pemilih yang dimaskud untuk independensi saat memilih justru akhirnya menjadikan wakil yang mereka pilih tidak punya beban , sehingga mereka bebas melakukan apa saja tanpa mempunyai beban terhadap yang memilihnya , sebab dia tahu bahwa sang pemilih tiadak mempunyai bukti terhadap pilhannya.
Dukungan terhadap pemimpin dalam Islam terjadi pertama kali pada Iqrar Aqaba 1 dimana 12 penduduk Yatsrib menemui Rasulullah saw ketika menjelang hijrahnya Nabi, mereka menyatakan kesetiaan kepada nabi dan kesiapan mendukung beliau sebagai pemimpin. Demikian pula pergantian kepemimpinan pada masa khalifah , dukungan dilakukan secara terbuka tidak dengan rahasia. Dengan dukungan secara terbuka ini sang pemimpin mempunyai beban moral untuk melaksanakan kesepakatan dengan para pendukungnya, tentu saja kesepaktan di sini adalah apabila tidak bertentangan dengan qur`an dan sunah , dan para pendukung dapat mengontrol pimpinan yang didukungnya apakah masih melaksanakan kesepakatan atau tidak dan apakah tindakan pemimpin masih sesuai qur`an dan sunah atau tidak.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ
فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا

An Nisaa : 58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.
An nisaa : 59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Bila kepemimpinan diangkat untuk menegakkan Dienullah maka fungsi pemimpin menjadi sakral dan para pemilih wajib mentaati perintah para pemimpinnya . Karena loyalitas menjadi suatu kunci keberhasilan dalam sebuah pemerntahan. Karena itulah mengangkat seorang pimpinan harus berhati hati tidak sembarangan selektif serta penuh perhitungan. Pemimpin yang ambisius justru patut diwaspadai apakah dia nantinya akan amanah atau tidak

Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Aku menemui Nabi saw. bersama dua orang lelaki anak pamanku. Seorang dari keduanya berkata: Wahai Rasulullah, angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah kekuasaanmu yang telah diberikan Allah azza wa jalla! Yang satu lagi juga berkata seperti itu. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Demi Allah, kami tidak akan mengangkat seorang pun yang meminta sebagai pemimpin atas tugas ini dan tidak juga seorang yang berambisi memperolehnya. (Shahih Muslim No.3402).

Pemilihan pemimpin tidaklah semata mata berdasarka janji janjinya , tetapi lebih utama dari akhlak dan perilakunya sebelum dia mencalonkan diri . Apakah dia amanah , adil, jujur ,cerdas, tanggab dan peduli . Umatpun sudah tidak perlu malu malu lagi untuk bersama sama mencari sosok pemimpin , dan secara terbuka mebuat perjanjian dengan para calon pemimpinnya.

Barangsiapa membaiat seorang imam (pemimpin) dan telah memberinya buah hatinya dan jabatan tangannya maka hendaklah dia taat sepenuhnya sedapat mungkin. (HR. Muslim)

Perebutan kursi kepemimpinan pada PEMILU biasanya diwarnai janji janji kosong yang tak lebih sebuah nyanyian surga tanpa pertanggung jawaban yang jelas kepada siapa harus beratanggung jawab. Para calon pemimpin untuk mendapat dukungan memberikan hal – hal yang bersifat materi baik uang sembako, dll.

Seolah mereka berusaha menyuap masyarakat agar meilih dirinya. Allah melaknat penyuap, penerima suap dan yang memberi peluang bagi mereka. (HR. Ahmad)

Saat kampanye pun mereka menymbongkan diri , meminta untuk dipilih, masyarakat disuguhi tontonan yang tidak seuai syariah .dengan menampilkan wanita wanita yang berbusana sesuai syariat. Semakin lama semakin tipis perbedaan partai masa Islam dan partai masa Sekuler, bahkan dengan partai masa Nasrani. Bahkan partai Islam sudah mulai malu dengan baju Islamnya. Yang menjadi target adalah sebesar besarnya meraup suara halal haram nomor dua, segala amal tidak lagi bertujuan mencapai ridho Allah tapi hanya untuk menarik simpati dukungan . Ujub riya takabur menjadi hal biasa. Dakwah , batuan sosial, bahkan sampai demonstraisi pun menggunakan atribut partai .Padahal Islam mengajarkan untuk menghindari riya

Orang yang riya berciri tiga, yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia malas, dan selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang munafik ada tiga tanda yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR. Ibnu Babawih)

Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

Tak jarang hanya demi partai dengan sengaja solat dimasjid dengan menggunakan atribut partai . Agar gambar partai mereka dilihat orang , padahal Rasulullah saw sangat tidak berkenan dengan tindakan seperti itu

Aisyah r.a. berkata bahwa Nabi Muhammad saw shalat pada kain hitam persegi empat yang mempunyai beberapa tanda (lukisan). Beliau memandangnya sekilas. Ketika beliau selesai, beliau bersabda, "Bawa pergilah kain-kainku (yang ada tanda-tandanya) ini kepada Abu Jahm [bin Hudzaifah bin Ghanim dari bani Adi bin Ka'ab][17] dan bawalah kepadaku ain tebal tanpa lukisan milik Abu Jahm karena kain yang berlukisan itu menjadikanku lengah dari shalatku tadi." (Dalam satu riwayat, "Aku disibukkan oleh lukisan-lukisan ini." 1/183)

Begitulah yang kita jumpai di masyarakat kita, pemilihan pimpinan ataupun wakil tidakmenjadikannya untuk lebih dekat kepada Allah , tapi justru menjauhkan diri dari perintah-Nya. Karena itulah saatnya kita kembali jalan Islam , dengan hati yang tulus dan bersih untuk mengharap ridho dari Allah swt semata. Dengan kembali ke jalan Islam Insya Allah kita akan mendapatkan pemimpin yang diridhoi umat serta diridhoi Allah dan Rasulnya. Sehingga keputusan keputusan yang diambil Insya Allah tidaklah menyimpang dari Jalan Islam dan dapat mememenuhi aspirasi umat.dengan demikian Insya Allah pintu pintu rahmat Allah akan tercurah untuk kita semua. Amiin . ( wallahu A`lam bisawwab, by fosi Ung.)

[+/-] Baca selengkapnya...

 

blogger templates | Make Money Online