Selasa, 12 Maret 2013

kesultanan nuswantara bagian dari kekhalifahan

Hubungan dengan Khilafah Institusi politik yang ada di Nusantara ini kelihatan memiliki hubungan dengan Khilafah Islamiyah. Diantara yang menunjukkan hal ini adalah saat Islam masuk ke Indonesia diantara para pengemban dakwahnya merupakan utusan langsung yang dikirim oleh khalifah melalui walinya. Misalnya, pada tahun 808H/1404M pertama kali para ulama utusan Sultan Muhammad I (juga dikenal sebagai Sultan Muhammad Jalabi atau Celebi dari Kesultanan Utsmani) ke pulau Jawa (dan kelak dikenal dengan nama walisongo). Setiap periode ada utusan yang tetap dan ada pula yang diganti. Pengiriman ini dilakukan selama lima periode. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim ahli tata pemerintahan negara dari Turki, Maulana Ishaq dari Samarqand yang dikenal dengan nama Syekh Awwalul Islam, Maulana Ahmad Jumadil Kubra dari Mesir, Maulana Muhammad al-Maghrabi dari Maroko, Maulana Malik Israil dari Turki, Maulana Hasanuddin dari Palestina, Maulana Aliyuddin dari Palestina, dan Syekh Subakir dari Persia. Sebelum ke tanah Jawa, umumnya mereka singgah dulu di Pasai. Adalah Sultan Zainal Abidin Bahiyan Syah penguasa Samudra-Pasai antara tahun 1349-1406 M yang mengantar Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq ke Tanah Jawa. Pada periode berikutnya, antara tahun 1421-1436 M datang tiga da’i ulama ke Jawa menggantikan da’i yang wafat. Mereka adalah Sayyid Ali Rahmatullah putra Syaikh Ibrahim dari Samarkand (yang dikenal dengan Ibrahim Asmarakandi) dari ibu Putri Raja Campa-Kamboja (Sunan Ampel), Sayyid Ja’far Shadiq dari Palestina (Sunan Kudus), dan Syarif Hidayatullah dari Palestina cucu Raja Siliwangi Pajajaran (Sunan Gunung Jati). Mulai tahun 1463M makin banyak da’i ulama keturunan Jawa yang menggantikan da’i yang wafat atau pindah tugas. Mereka adalah Raden Paku (Sunan Giri) putra Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu Putri Prabu Menak Sembuyu Raja Blambangan, Raden Said (Sunan Kalijaga) putra Adipati Wilatikta Bupati Tuban, Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) dan Raden Qasim (Sunan Drajad) dua putra Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati putri Prabu Kertabumi Raja Majapahit. Banyaknya gelar Raden yang berasal dari kata Rahadian yang berarti Tuanku di kalangan para wali, menunjukkan bahwa dakwah Islam sudah terbina dengan subur di kalangan elit penguasa Kerajaan Majapahit. Sehingga terbentuknya sebuah kesultanan tinggal tunggu waktu. Hubungan tersebut juga nampak antara Aceh dengan Khilafah Utsmaniyah. Bernard Lewis menyebutkan bahwa pada tahun 1563 penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istambul untuk meminta bantuan melawan Portugis sambil meyakinkan bahwa sejumlah raja di kawasan tersebut telah bersedia masuk agama Islam jika kekhalifahan Utsmaniyah mau menolong mereka. Saat itu kekhalifahan Utsmaniyah sedang disibukkan dengan berbagai masalah yang mendesak, yaitu pengepungan Malta dan Szigetvar di Hungaria, dan kematian Sultan Sulaiman Agung. Setelah tertunda selama dua bulan, mereka akhirnya membentuk sebuah armada yang terdiri dari 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya yang mengangkut persenjataan dan persediaan untuk membantu masyarakat Aceh yang terkepung. Namun, sebagian besar kapal tersebut tidak pernah tiba di Aceh. Banyak dari kapal-kapal tersebut dialihkan untuk tugas yang lebih mendesak yaitu memulihkan dan memperluas kekuasaan Utsmaniyah di Yaman. Ada satu atau dua kapal yang tiba di Aceh. Kapal-kapal tersebut selain membawa pembuat senjata, penembak, dan teknisi juga membawa senjaata dan peralatan perang lainnya, yang langsung digunakan oleh penguasa setempat untuk mengusir Portugis. Peristiwa ini dapat diketahui dalam berbagai arsip dokumen negara Turki. Hubungan ini nampak pula dalam penganugerahan gelar-gelar kehormatan diantaranya Abdul Qadir dari Kesultanan Banten misalnya, tahun 1048 H (1638 M) dianugerahi gelar Sultan Abulmafakir Mahmud Abdul Kadir oleh Syarif Zaid, Syarif Mekkah saat itu. Demikian pula Pangeran Rangsang dari Kesultanan Mataram memperoleh gelar Sultan dari Syarif Mekah tahun 1051 H (1641 M ) dengan gelar Sultan Abdullah Muhammad Maulana Matarami. Pada tahun 1638 M sultan Abdul Kadir Banten berhasil mengirim utusan membawa misi menghadap syarif Zaid di Mekah. Hasil misi ke Mekah ini sangat sukses, sehingga dapat dikatakan kesultanan Banten sejak awal memang meganggap dirinya sebagai kerajaan Islam, dan tentunya termasuk Dar al-Islam yang ada dibawah kepemimpinan Khalifah Turki Utsmani di Istanbul. Sultan Ageng Tirtayasa mendapat gelar sultan dari syarif mekah.(bersambung) Hubungan erat ini nampak juga dalam bantuan militer yang diberikan oleh Khilafah Islamiyah. Dalam Bustanus Salatin karangan Nuruddin ar-Raniri disebutkan bahwa kesultanan Aceh telah menerima bantuan militer berupa senjata disertai instruktur yang mengajari cara pemakaiannya dari Khilafah Turki Utsmani (1300-1922). Tahun 1652 kesultanan Aceh mengirim utusan ke khilafah Turki Utsmani untuk meminta bantuan meriam. Khilafah Turki Utsmani mengirim 500 orang pasukan orang Turki beserta sejumlah besar alat tembak (meriam) dan amunisi. Tahun 1567 Sultan Salim II mengirim sebuah armada ke Sumatra, meski armada itu lalu dialihkan ke Yaman. Bahkan snouck Hourgroye menyatakan, “Di Kota Makkah inilah terletak jantung kehidupan agama kepulauan Nusantara, yang setiap detik selalu memompakan darah segar ke seluruh penduduk muslimin di Indonesia.” Bahkan pada akhir abad 20, Konsul Turki di Batavia membagi-bagikan al-Quran atas nama Sultan Turki. Di istambul juga dicetak tafsir al-Quran berbahasa melayu karangan Abdur Rauf Sinkili yang pada halaman depannya tertera “dicetak oleh Sultan Turki, raja seluruh orang Islam”. Sultan Turki juga memberikan beasiswa kepada empat orang anak keturunan Arab di Batavia untuk bersekolah di Turki. Pada masa itu, yang disebut-sebut sultan Turki tidak lain adalah Khalifah pemimpin Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki. Selain itu Snouck Hurgrounye sebagaimana yang dkutip oleh Deliar Noer mengungkapkan bahwa rakyat kebanyakan pada umumnya di Indonesia, terutama mereka yang tinggal di pelosok-pelosok yang jauh di penjuru tanah air, melihat stambol [Istambul, kedudukan Khalifah Usmaniyah] masih senantiasa sebagai kedudukan seorang raja semua orang mukmin yang kekuasaannya mungkin agaknya untuk sementara berkurang oleh adanya kekuasaan orang-orang kafir tetapi masih dan tetap [dipandang] sebagai raja dari segala raja di dunia. Mereka juga berpikir bahwa “sultan-sultan yang belum beragama mesti tunduk dan memberikan penghormatannya kepada khalifah.” Demikianlah, dapat dikatakan bahwa Islam berkembang di Indonesia dengan adanya hubungan dengan Khilafah Turki Utsmani. Dengan demikian, keterkaitan Nusantara sebagai bagian dari Khilafah, baik saat Khilafah Abbasiyah Mesir dan Khilafah Utsmaniyah telah nampak jelas pada pengangkatan Meurah Silu menjadi Sultan Malikussaleh di Kesultanan Samudra-Pasai Darussalam oleh Utusan Syarif Mekkah, dan pengangkatan Sultan Abdul Kadir dari Kesultanan Banten dan Sultan Agung dari Kesultanan Mataram oleh Syarif Mekkah. Dengan mengacu pada format sistem kehilafahan saat itu, Syarif Mekkah adalah Gubernur (wali) pada masa Khilafah Abbasiyah dan Khilafah Utsmaniyah untuk kawasan Hijaz. Jadi, wali yang berkedudukan di Mekkah bukan semata penganugerahan gelar melainkan pengukuhannya sebagai sultan. Sebab, sultan artinya penguasa. Karenanya, penganugerahan gelar sultan oleh wali lebih merupakan pengukuhan sebagai penguasa Islam. Sementara itu, kelihatan Aceh memiliki hubungan langsung dengan pusat khilafah Utsmaniyah di Turki.

[+/-] Baca selengkapnya...

Uwais al qarny seorang alien ?

Rasulullah pernah mengisyaratkan tentang keberadaan sesosok manusia “Penghuni Langit”, yang bernama Uways (Uwais) Al Qorni. Rasulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qorni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau memandang kepada Ali bin Abi Thalib r.a. dan Umar bin Khattab r.a. lalu bersabda : “Suatu saat apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, karena dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi” Uwais adalah seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, dengan kulitnya kemerah-merahan. Pemuda dari Yaman ini tak punya sanak famili, kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan menderita lumpuh. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Mayoritas Ulama berpendapat, istilah “Penghuni Langit” yang disandang oleh Uwais, dikarenakan baktinya yang sangat luar biasa kepada ibunya. Misteri Uwais, manusia langit dari Yaman Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah dan akhirnya bertemu dengan Umar ra dan Ali bin abi Thalib. Saat itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi”. Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah meninggal dunia. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang tak dikenal yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika masyarakat pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya. Dan Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika itu aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya. Lalu aku bermaksud kembali ke tempat penguburannya untuk memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat lagi adanya bekas kuburannya”. (Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang dalam satu pasukan bersama Uwais al-Qorni di masa pemerintahan Umar Ibnu Khattab r.a.). Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang. Manusia “Penghuni Langit” = Alien dari Planet Nibiru Entah kebetulan atau tidak, ciri-ciri fisik Uways sangat mirip dengan ras Kaukasia, yang oleh beberapa kalangan dikatakan mewarisi ciri fisik bangsa Anunnaki, Alien dari Planet Nibiru. Menurut kalangan UFOLOGI, Anunnaki terdiri dari 3 ras alien, yaitu Saurian atau Reptoid (bangsa Reptil bertubuh manusia raksasa), Agharian atau Nordic (bangsa yang mirip dengan manusia Kaukasian), dan Zeta (jenis alien Grey) yang tinggal di wilayah bintang Zeta Reticula. Penjelasan yang paling logis saat ini adalah, Uways Al Qorni adalah seorang keturunan bangsa Kaukasia yang tinggal di negeri Yaman. Baktinya terhadap Sang Bunda telah memberi kemuliaan kepada dirinya, digelari “Penghuni Langit” oleh Rasulullah. WaLlahu a’lamu bishshawab

[+/-] Baca selengkapnya...

kesultanan majapahit

Ternyata kerajaan Majapahit adalah kerajaan Islam Kerajaan Majapahit Ternyata Kerajaan Islam Sejak Awalnya Seorang sejarawan pernah berujar bahwa sejarah itu adalah versi atau sudut pandang orang yang membuatnya. Versi ini sangat tergantung dengan niat atau motivasi si pembuatnya. Barangkali ini pula yang terjadi dengan Majapahit, sebuah kerajaan maha besar masa lampau yang pernah ada di negara yang kini disebut Indonesia. Kekuasaannya membentang luas hingga mencakup sebagian besar negara yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara. Namun demikian, ada sesuatu yang ‘terasa aneh’ menyangkut kerajaan yang puing-puing peninggalan kebesaran masa lalunya masih dapat ditemukan di kawasan Trowulan Mojokerto ini. Sejak memasuki Sekolah Dasar, kita sudah disuguhi pemahaman bahwa Majapahit adalah sebuah kerajaan Hindu terbesar yang pernah ada dalam sejarah masa lalu kepulauan Nusantra yang kini dkenal Indonesia. Inilah sesuatu yang terasa aneh tersebut. Pemahaman sejarah tersebut seakan melupakan beragam bukti arkeologis, sosiologis dan antropologis yang berkaitan dengan Majapahit yang jika dicerna dan dipahami secara ‘jujur’ akan mengungkapkan fakta yang mengejutkan sekaligus juga mematahkan pemahaman yang sudah berkembang selama ini dalam khazanah sejarah masyarakat Nusantara. ‘Kegelisahan’ semacam inilah yang mungkin memotivasi Tim Kajian Kesultanan Majapahit dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta untuk melakukan kajian ulang terhadap sejarah Majapahit. Setelah sekian lama berkutat dengan beragam fakt-data arkeologis, sosiologis dan antropolis, maka Tim kemudian menerbitkannya dalam sebuah buku awal berjudul ‘Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi’. Buku ini hingga saat ini masih diterbitkan terbatas, terutama menyongsong Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. Sejarah Majapahit yang dikenal selama ini di kalangan masyarakat adalah sejarah yang disesuaikan untuk kepentingan penjajah (Belanda) yang ingin terus bercokol di kepulauan Nusantara. Akibatnya, sejarah masa lampau yang berkaitan dengan kawasan ini dibuat untuk kepentingan tersebut. Hal ini dapat pula dianalogikan dengan sejarah mengenai PKI. Sejarah yang berkaitan dengan partai komunis ini yang dibuat di masa Orde Baru tentu berbeda dengan sejarah PKI yang dibuat di era Orde Lama dan bahkan era reformasi saat ini. Hal ini karena berkaitan dengan kepentingan masing-masing dalam membuat sejarah tersebut. Dalam konteks Majapahit, Belanda berkepentingan untuk menguasai Nusantara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Untuk itu, diciptakanlah pemahaman bahwa Majapahit yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan Islam masuk ke Nusantara belakangan dengan mendobrak tatanan yang sudah berkembang dan ada dalam masyarakat. Apa yang diungkapkan oleh buku ini tentu memiliki bukti berupa fakta dan data yang selama ini tersembunyi atau sengaja disembunyikan. Beberapa fakta dan data yang menguatkan keyakinan bahwa kerajaan Majpahit sesungguhnya adalah kerajaan Islam atau Kesultanan Majapahit adalah sebagai berikut: 1. Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’. Koin semacam ini dapat ditemukan dalam Museum Majapahit di kawasan Trowulan Mojokerto Jawa Timur. Koin adalah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangat tidak mungkin sebuah kerajaan Hindu memiliki alat pembayaran resmi berupa koin emas bertuliskan kata-kata Tauhid. 2. Pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah Qadhi atau hakim agama Islam kerajaan Majapahit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Agama Islam adalah agama resmi yang dianut oleh Majapahit karena memiliki Qadhi yang dalam sebuah kerajaan berperan sebagai hakim agama dan penasehat bidang agama bagi sebuah kesultanan atau kerajaan Islam. 3. Pada lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan dzat. Kata-kata yang beraksara Arab ini terdapat di antara sinar-sinar matahari yang ada pada lambang Majapahit ini. Untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai lambang Majapahit ini, maka dapat dilihat pada logo Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, atau dapat pula dilihat pada logo yang digunakan Muhammadiyah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Majapahit sesungguhnya adalah Kerajaan Islam atau Kesultanan Islam karena menggunakan logo resmi yang memakai simbol-simbol Islam. 4. Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim. Hal ini karena Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan yang mengajarkan hidup prihatin layaknya ajaran-ajaran suf, sedangkan neneknya adalah seorang muslimah, keturunan dari penguasa Sriwijaya. Meskipun bergelar Kertarajasa Jayawardhana yang sangat bernuasa Hindu karena menggunakan bahasa Sanskerta, tetapi bukan lantas menjadi justifikasi bahwa beliau adalah seorang penganut Hindu. Bahasa Sanskerta di masa lalu lazim digunakan untuk memberi penghormatan yang tinggi kepada seseorang, apalagi seorang raja. Gelar seperti inipun hingga saat ini masih digunakan oleh para raja muslim Jawa, seperti Hamengku Buwono dan Paku Alam Yogyakarta serta Paku Buwono di Solo. Di samping itu, Gajah Mada yang menjadi Patih Majapahit yang sangat terkenal terutama karena Sumpah Palapanya ternyata adalah seorang muslim. Hal ini karena nama aslinya adalah Gaj Ahmada, seorang ulama Islam yang mengabdikan kemampuannya dengan menjadi Patih di Kerajaan Majapahit. Hanya saja, untuk lebih memudahkan penyebutan yang biasanya berlaku dalam masyarakat Jawa, maka digunakan Gajahmada saja. Dengan demikian, penulisan Gajah Mada yang benar adalah Gajahmada dan bukan ‘Gajah Mada’. Pada nisan makam Gajahmada di Mojokerto pun terdapat tulisan ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’ yang menunjukkan bahwa Patih yang biasa dikenal masyarakat sebagai Syeikh Mada setelah pengunduran dirinya sebagai Patih Majapatih ini adalah seorang muslim. 5. Jika fakta-fakta di atas masih berkaitan dengan internal Majapahit, maka fakta-fakta berikut berhubungan dengan sejarah dunia secara global. Sebagaimana diketahui bahwa 1253 M, tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad. Akibatnya, Timur Tengah berada dalam situasi yang berkecamuk dan terjebak dalam kondisi konflik yang tidak menentu. Dampak selanjutnya adalah terjadinya eksodus besar-besaran kaum muslim dari Timur Tengah, terutama para keturunan Nabi yang biasa dikenal dengan ‘Allawiyah. Kelompok ini sebagian besar menuju kawasan Nuswantara (Nusantara) yang memang dikenal memiliki tempat-tempat yang eksotis dan kaya dengan sumberdaya alam dan kemudian menetap dan beranakpinak di tempat ini. Dari keturunan pada pendatang inilah sebagian besar penguasa beragam kerajaan Nusantara berasal, tanpa terkecuali Majapahit. Inilah beberapa bukti dari fakta dan data yang mengungkapkan bahwa sesungguhnya Majapahit adalah Kesultanan Islam yang berkuasa di sebagian besar kawasan yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara ini. Sekali lagi terbukti bahwa sejarah itu adalah versi, tergantung untuk apa sejarah itu dibuat dan tentunya terkandung di dalamnya beragam kepentingan. Sumber

[+/-] Baca selengkapnya...

Rabu, 13 Juni 2012

wahabi dan Soekarno

Hebat, Bung Karno pun Mengagumi Wahhabi ! Oleh: Artawijaya Kepada A. Hassan, Soekarno bercerita keinginannya membaca buku “Utusan Wahabi.” Ia juga bercerita telah menerjemahkan buku biografi Ibnu Saud. “Bukan main hebatnya ini biografi! Saya jarang menjumpai biografi yang begitu menarik hati,” ujar Bung Karno. Sepucuk surat nun jauh dari tanah seberang dikirimkan kepada Tuan A. Hassan, guru utama Persatuan Islam (Persis). Sang pengirim bukanlah sembarang orang. Ia tokoh muda bangsa yang kala itu berada dalam pengasingan di Ende, Nusa Tenggara Timur. Soekarno, nama pengirim surat itu, tak lain adalah sosok yang kemudian hari menjadi founding father dan presiden pertama Republik Indonesia. Soekarno sosok yang berapi-api, cerdas, dan ambisius. Dari tanah pengasingan yang sepi, Soekarno berkirim surat kepada Tuan Hassan, begitu A. Hassan biasa disapa paperglass pada saat itu. Bagi Soekarno, A. Hassan adalah sahabat sekaligus guru dalam mempelajari Islam. Ia mengagumi karya-karyanya, termasuk juga mengagumi cara pandangnya terhadap ajaran-ajaran Islam. Kepada Tuan Hassan, Soekarno berkirim kabar dan bercerita panjang lebar mengenai berbagai hal, di antaranya soal taklid, takhayul, kejumudan umat Islam, dan lain sebagainya. Ia juga menceritakan keinginannya untuk mendapatkan bahan-bahan bacaan Islam, terutama karya-karya A. Hassan. Di antara karya A. Hassan yang ingin sekali ia baca adalah buku berjudul, “Utusan Wahabi”. Sepucuk surat itu ia tulis dengan ketulusan, sebagai berikut: Endeh, 1 Desember 1934 Assalamu’alaikum, Jikalau saudara memperkenankan, saya minta saudara mengasih hadiah kepada saya buku-buku yang tersebut berikut ini: Pengajaran Sholat, Utusan Wahabi, Al-Muctar, Debat Talqien. Al-Burhan Complete, Al-Jawahir. Kemudian, jika saudara bersedia, saya minta sebuah risalah yang membicarakan soal “sajid” (kalangan sayyid atau habaib, red). Ini buat saya bandingkan dengan alasan-alasan saya sendiri tentang hal ini. Walaupun Islam zaman sekarang menghadapi soal yang beribu-ribu kali lebih besar dan lebih rumit dari pada soal “sajid” itu, tetapi toch menurut keyakinan saya, salah satu kejelasan Islam Zaman sekarang ini, ialah pengeramatan manusia yang menghampiri kemusyrikan itu. Alasaan-alasan kaum “sajid” misalnya, mereka punya “brosur kebenaran”, saya sudah baca, tetapi tidak bisa menyakinkan saya. Tersesatlah orang yang mengira, bahwa Islam mengenal satu “Aristokrasi Islam”. Tiada satu agama yang menghendaki kesamarataan lebih daripada Islam. Pengeramatan manusia itu adalah salah satu sebab yang mematahkan jiwa suatu agama dan umat, oleh karena pengeramatan manusia itu melanggar tauhid. Kalau tauhid rapuh, datanglah kebathilan! Sebelum dan sesudahnya terima itu buku-buku yang saya tunggu-tunggu benar, saya mengucapkan terimakasih. Wassalam, Soekarno Pada kesempatan lain, Soekarno juga berkirim kabar kepada A. Hassan, memohon agar guru Persatuan Islam (Persis) itu membantu perekonomian keluarganya, dengan membeli karya terjemahannya mengenai Ibnu Saud. Soekarno menceritakan kekagumannya kepada Ibnu Saud setelah menerjemahkan sebuah karya berbahasa Inggris mengenai sosok tersebut. “Bagi saya buku ini bukan saja satu ikhtiar ekonomi, tetapi adalah pula satu pengakuan, satu confenssion. Ia menggambarkan Ibnu Saud dan Wahhabism begitu rupa, mengkobar-kobarkan elemen amal, perbuatan begitu rupa hingga banyak kaum ‘tafakur’ dan kaum pengeramat Husain cs (Syiah, pen) akan kehilangan akal nanti sama sekali,” tulisnya. Kepada Tuan Hassan, ia menuliskan sebagai berikut: Endeh, 12 Juli 1936 Assalamu’alaikum, Saudara! Saudara punya kartu pos sudah saya terima dengan girang. Syukur kepada Allah SWT punya usul Tuan terima!. Buat mengganjal saya punya rumah tangga yang kini kesempitan, saya punya onderstand dikurangi, padahal tadinya sudah sesak sekali buat mempelajari segala saya punya keperluan, maka sekarang saya lagi asyik mengerjakan terjemahan sebuah buku Inggris yang mentarikhkan Ibnu Saud. Bukan main hebatnya ini biografi! Saya jarang menjumpai biografi yang begitu menarik hati. Tebalnya buku Inggris itu, format Tuan punya tulisan “Al-Lisaan”, adalah 300 muka, terjemahan Indonesia akan menjadi 400 muka (halaman, pen). Saya saudara tolong carikan orang yang mau beli copy itu barangkali saudara sendiri ada uang buat membelinya? Tolonglah melonggarkan rumah tangga saya yang disempitkan korting itu. Bagi saya buku ini bukan saja satu ikhtiar ekonomi, tetapi adalah pula satu pengakuan, satu confenssion. Ia menggambarkan Ibnu Saud dan Wahhabism begitu rupa, mengkobar-kobarkan elemen amal, perbuatan begitu rupa hingga banyak kaum ‘tafakur’ dan kaum pengeramat Husain c.s akan kehilangan akal nanti sama sekali. Dengan menjalin ini buku, adalah suatu confenssion bagi saya bahwa, walaupun tidak semua mufakat tentang system Saudisme yang juga masih banyak feudal itu, toch menghormati dan kagum kepada pribadinya itu yang “toring above all moslems of his time; an Immense man, tremendous, vital, dominant. A gian thrown up of the chaos and agrory of the desert, to rule, following the example of this great teacher , Mohammad”. Selagi menggoyangkan saya punya pena buat menterjemahkan biografi ini, jiwa saya ikut bergetar karena kagum kepada pribadi orang yang digambarkan. What a man! Mudah-mudahan saya mendapat taufik menjelaskan terjemahan ini dengan cara yang bagus dan tak kecewa. Dan mudah-mudahan nanti ini buku, dibaca oleh banyak orang Indonesia, agar bisa mendapat inspirasi daripadanya. Sebab, sesungguhnya buku ini penuh dengan inspirasi. Inspirasi bagi kita punya bangsa yang begitu muram dan kelam hati. Inspirasi bagi kaum muslimin yang belum mengerti betul-betul artinya perkataan “Sunah Nabi”, yang mengira, bahwa Sunah Nabi SAW itu hanya makan kurma di bulan puasa dan cela’ mata dan sorban saja !. Saudara, please tolonglah. Terimakasih lahir-batin, dunia-akherat. Wassalam, Soekarno Kepada A. Hassan, Soekarno juga bercerita mengenai ibu mertuanya yang telah meninggal dan kritik yang dialamatkan kepadanya karena ia dan keluarga tidak mengadakan acara tahlilan untuk almarhumah ibu mertuanya. Dalam surat tertanggal 14 Desember 1935, Soekarno menulis: “Kaum kolot di Endeh, di bawah ajaran beberapa orang Hadaramaut, belum tenteram juga membicarakan halnya tidak bikin ‘selamatan tahlil’ buat saya punya ibu mertua yang baru wafat itu, mereka berkata bahwa saya tidak ada kasihan dan cinta pada ibu mertua itu. Biarlah! Mereka tak tahu-menahu, bahwa saya dan saya punya istri, sedikitnya lima kali satu hari, memohonkan ampunan bagi ibu mertua itu kepada Allah. Moga-moga ibu mertua diampuni dosanya dan diterima iman Islamnya. Moga-moga Allah melimpahkan Rahmat-Nya dan Berkat-Nya…” Begitulah cuplikan surat-surat Soekarno kepada sahabatnya, Tuan A. Hassan. Sahabatnya yang pada masa lalu mendapat stigma “Wahabi” dan dianggap membawa paham baru soal Islam. Unik memang persahabatan Soekarno dan A. Hassan. Karena pada masa selanjutnya, dua orang sahabat ini berbeda pandangan soal hubungan agama dan negara. Meski sahabat karib, A. Hassan tak segan-segan mengkritik Soekarno yang begitu mengidolakan sekularisasi yang diusung oleh tokoh sekular Turki, Mustafa Kamal Attaturk. Bagi A. Hassan, Islam tak bisa dipisahkan dari urusan negara. Kritik A. Hassan terhadap paham sekular Soekarno bisa dilihat dalam buku “Islam dan Kebangsaan“, sebuah karya fenomenal A. Hassan yang mengkritisi kelompok nasionalis-sekular pada masa itu. Toh, meski berbeda pandangan, ketika Soekarno di penjara di Bandung, Tuan Hassan dan para anggota Persatuan Islam tetap membesuknya sebagai sahabat. [voa-islam.com] Kamis, 01 Dec 2011 Demikian tulisan Artawijaya yang dimuat situs voaislam.com. Berikut ini ada catatan nahimunkar.com: Oleh-oleh Presiden Soekarno untuk A Hassan Kitab suci (palsu) Tadzkirah yang sering ditenteng M Amin Djamaluddin ketua LPPI, menurut cerita dia, adalah oleh-oleh Soekarno atas pesanan A Hassan. Karena sebelum berangkat untuk berkunjung ke India, Presiden Soekarno menawari A Hassan, mau dibawakan oleh-oleh apa. Maka A Hassan minta dibelikan kitab suci (palsu) Ahmadiyah bernama Tadzkirah Wahyu Muqaddas, yang disebut sebagai kumpulan wahyu untuk nabi (palsu) Mirza Ghulam Ahmad. Betapa dahsyatnya penghancuran aqidah Islam dalam kitab Tadzkirah itu, tidak dapat dianggap kecil sama sekali. Karena di dalamnya ada “wahyu” yang sangat sesat, jelas-jelas wahyu syetan. Bunyinya: اَنْتَ مِنِّىْ وَاَناَ مِنْكَ Engkau (Mirza Ghulam Ahmad) dari-KU (Allah) dan Aku darimu. (Tadzkirah, halaman 436). Astaghfirullah… sebegitu sesatnya. Namun anehnya, orang-orang liberal bahkan ada yang julukannya kyai tokoh NU masih pula tidak malu membela Ahmadiyah. (lihat nahimunkar.com 30 April 2008, Ngawurnya A. Mustofa Bisri dalam Membela Ahmadiyah http://nahimunkar.com/49/ngawurnya-a-mustofa-bisri/) Sesatnya kitab Tadzkirah itu dan rangkaiannya, dapat dibaca di buku Hartono Ahmad Jaiz berjudul Kyai kok Bergelimang Kemusyrikan, terbitan Saudi Arabia, dan terbitan Surabaya, Pustaka Nahi Munkar. (Pustaka Nahi Munkar Surabaya, 031 70595271, 5911584 atau 08123125427, dan Jakarta Toko Buku Fithrah 021 8655824, 71490693, HP. 081319510114).

[+/-] Baca selengkapnya...

dasar megara berdasar UUD 45 adalah syariah

TERNYATA DASAR NEGARA KITA BUKAN PANCASILA ? Redaksi Salam-Online – Jum'at, 11 Rajab 1433 H / 1 Juni 2012 23:41 JAKARTA (salam-online.com): Bagi sebagian kalangan, diyakini 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila. Ini didasari pidato Bung Karno tentang Pancasila pada 1 Juni 1945. Karenanya, bagi kalangan ini, 1 Juni jadi tanggal yang, terutama pasca Orba, diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Sejak Taufik Kiemas jadi Ketua MPR, pada setiap 1 Juni ia menggelar ‘hajatan’ di Gedung DPR/MPR, mengundang presiden, wapres, mantan presiden dan wapres. Selama ini kita mengenal Pancasila sebagai Dasar Negara RI. Tapi menurut Dr Eggie Sudjana, SH. Msi, Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia tidak terdapat dalam UUD 1945. Bagaimana ulasannya? Berikut kronologi cerita tentang Pancasila ‘bukan Dasar Negara Indonesia’: Adalah Ustadz Ahmad Sarwat, Lc yang dalam kolom konsultasinya pernah ditanya terkait dengan pernyataan Dr Eggie Sudjana, SH, Msi, yang dalam kesempatan sebelumnya melakukan debat dengan Abdul Muqsith dari kelompok Liberal dan Pluralisme Agama di salah satu stasiun televisi yang disiarkan secara nasional. Debat ini dilakukan menyikapi bentrokan yang terjadi antara AKK-BB (Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan) dengan FPI di Monas (1 Juni 2008) karena pertentangan dalam menghadapi kasus aliran sesat Ahmadiyah di Indonesia. Berikut pertanyaan untuk Ustadz Ahmad Sarwat dalam kolom konsultasinya: Assalamu’alaikum Wr. Wb. Ana tertarik dengan apa yang disampaikan Bapak Eggi Sudjana di salah satu stasiun TV swasta. Beliau menyampaikan bahwa dasar hukum negara Indonesia yang benar adalah hukum Allah SWT. Beliau berpijak dari sisi historis dan sosiologi bahwa sesuai dengan pembukaan UUD 1945 Negara Indonesia berdasarkan atas Ketuhanan YME, dan hanya atas berkat rahmat Allah SWT Indonesia dapat merdeka. Saya yakin kalau hukum yang bersumber dari Allah SWT ini dapat di terapkan, kita akan bahagia dunia akhirat Mohon tanggapan Pak Ustadz…! Terima kasih Wassalam Abu Mufid bangmufid@gmail.com Jawaban: Dalam menanggapi pertanyaan di atas, Ustadz Ahmad Sarwat menyatakan hal berikut: Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Memang cukup mengejutkan juga apa yang disampaikan oleh Dr Eggi Sudjana, SH, Msi, dalam talkshow di TV swasta malam itu. Beliau menyebutkan bahwa kalau dicermati, ternyata justru negara Indonesia ini secara hukum bukanlah berdasarkan Pancasila. Sebaliknya, di dalam UUD 45 malah ditegaskan bahwa dasar negara kita adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan sesuai dengan Preambule atau Pembukaan UUD 1945, Tuhan yang dimaksud tidak lain adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga secara hukum jelas sekali bahwa dasar negara kita ini adalah Islam atau hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pernyataan itu muncul saat berdebat dengan Abdul Muqsith yang mewakili kalangan AKK-BB. Saat itu Abdul Muqsith menyatakan bahwa Indonesia bukan negara Islam, bukan berdasarkan Al-Quran dan hadits, tetapi berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Mungkin maunya Abdul Muqsith menegaskan bahwa Ahmadiyah boleh saja melakukan kegiatan yang bertentangan dengan ajaran Islam, toh negara kita kan bukan negara Islam, bukan berdasarkan Quran dan Sunnah. Tetapi tiba-tiba Mas Eggi balik bertanya tentang siapa yang bilang bahwa dasar negara kita ini Pancasila? Mana dasar hukumnya kita mengatakan itu? Abdul Muqsith cukup kaget diserang seperti itu. Rupanya dia tidak siap ketika diminta untuk menyebutkan dasar ungkapan bahwa negara kita ini berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Saat itulah Mas Eggi langsung menyebutkan bahwa yang ada justru UUD 45 menyebutkan tentang dasar negara kita adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan Pancasila. Sebagaimana yang disebutkan dalam UUD 45 pasal 29 ayat 1. Kalau dipikir-pikir, ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh Eggi Sujana itu. Iya ya, mana teks resmi yang menyebutkan bahwa dasar negara kita ini Pancasila. Kita yang awam ini agak terperangah juga mendengar seruan itu. Entahlah apa ada ahli hukum lain yang bisa menjawabnya. Yang jelas, Abdul Muqsith itu hanya bisa diam saja, tanpa bisa menjawab apa yang ditegaskan leh Eggi Sujana. Dan rasanya kita memang tidak atau belum menemukan teks resmi yang menyebutkan bahwa dasar negara kita ini Pancasila. Diskusi itu menjadi menarik, lantaran kita baru saja tersadar bahwa dasar negara kita menurut UUD 45 ternyata bukan Pancasila sebagaimana yang sering kita hafal selama ini sejak SD. Pasal 29 UUD 45 aya 1 memang menyebutkan begini: “1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa” Lalu siapakah Tuhan yang dimaksud dalam pasal ini, jawabannya menurut Eggi adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.. Karena di pembukaan UUD 45 memang telah disebutkan secara tegas tentang kemerdekaan Indonesia yang merupakan berkat rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam argumentasi Mas Eggi, yang namanya batang tubuh dengan pembukaan tidak boleh terpisah-pisah atau berlawanan. Kalau di batang tubuh yaitu pasal 29 ayat 1 disebutkan bahwa negara berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, maka Tuhan itu bukan sekadar Maha Esa, juga bukan berarti tuhannya semua agama. Tetapi Tuhannya umat Islam, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala.. Hal itu lantaran secara tegas Pembukaan UUD 45 menyebutkan lafadz Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan hal itu tidak boleh ditafsirkan menjadi segala macam tuhan, bukan asal tuhan dan bukan tuhan-tuhan buat agama lain. Tuhan Yang Maha Esa di pasal 29 ayat 1 itu harus dipahami sebagai Allah Subhanahu wa Ta’ala., bukan Yesus, bukan Bunda Maria, bukan Sidharta Gautama, bukan dewa atau pun tuhan-tuhan yang lain. Lepas apakah nanti ada ahli hukum tata negara yang bisa menepis pandangan Eggi Sujana itu, yang pasti Abdul Muqsith tidak bisa menjawabnya. Dan pandangan bahwa negara kita ini bukan negara Islam serta tidak berdasarkan Quran dan Sunnah, secara jujur harus kita akui harus dikoreksi kembali. Sebab kalau kita lihat latar belakang semangat dan juga sejarah terbentuknya UUD 45 oleh para pendiri negeri ini, nuansa Islam sangat kental. Bahkan ada opsi yang cukup lama untuk menjadikan negara Indonesia ini sebagai negara Islam yang formal. Bahkan awalnya, sila pertama dari Pancasila itu masih ada tambahan 7 kata, yaitu: “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Namun lewat tipu muslihat dan kebohongan yang nyata, dan tentunya perdebatan panjang, 7 kata itu harus dihapuskan. Sekadar memperhatikan kepentingan kalangan Kristen yang merasa keberatan dan main ancam mau memisahkan diri dari NKRI. Padahal 7 kata itu sama sekali tidak mengusik kepentingan agama dan ibadah mereka. Toh Indonesia ini memang mayoritas Muslim, tetapi betapa lucunya, tatkala pihak mayoritas mau menetapkan hukum di dalam lingkungan mereka sendiri lewat Pancasila, kok bisa-bisanya orang-orang di luar Islam pakai acara protes segala. Padahal apa urusannya mereka dengan 7 kata itu. Kalau dipikir-pikir, betapa tidak etisnya kalangan Kristen saat awal kita mendirikan negara, dimana mereka sudah ikut campur urusan keyakinan lain, yang mayoritas pula. Sampai mereka berani nekat mau memisahkan diri sambil berdusta bahwa Indonsia bagian timur akan segera memisahkan diri kalau 7 kata itu tidak dihapus. Akhirnya dengan legowo para ulama dan pendiri negara ini menghapus 7 kata itu, demi untuk persatuan dan kesatuan. Tapi apa lacur, air susu dibalas air tuba. Alih-alih duduk rukun dan akur, kalangan Kristen yang didukung kalangan sekuler itu tidak pernah berhenti ingin menyingkirkan Islam dari negara ini. Dan semangat penyingkiran Islam dari negara semakin menjadi-jadi dengan adanya penekanan asas tunggal di zaman Soeharto. Semua ormas apalagi orsospol wajib berasas Pancasila. Sesuatu yang di dalam UUD 45 tidak pernah disebut-sebut. Malah yang disebut justru negara ini berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan Tuhan yang dimaksud itu adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala, sesuai dengan yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 45. Jadi sangat tepat kalau kalangan sekuler harus sibuk membuka-buka kembali literatur untuk cari-cari argumen yang sekiranya bisa membuat Islam jauh dari negara ini. Namanya perjuangan, pasti mereka akan terus mencari dan mencari argumen-argumen yang sekiranya bisa dijadikan bahan untuk dijadikan alibi yang menjauhkan Islam dari negara. Sebab mereka memang alergi dengan Islam. Seolah-olah Islam itu harus dimusuhi, atau merupakan bahaya laten yang harus diwaspadai. Kita harus akui bahwa kalangan sekuler anti Islam itu cukup banyak. Dalam kepala mereka, mungkin lebih baik negara ini menajdi komunis daripada jadi negara Islam. Astaghfirullahal’azhiim. Wallahu a’lam bishshawab Wassalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh, Ahmad Sarwat, Lc

[+/-] Baca selengkapnya...

Rabu, 27 Juli 2011

ringkasan materi fosi 1

Brains stroming ,
Bergerak – Bernafas – berkemban biak – berakal - berpikir ( who where , whom, which where ) , berpikir memecahkan persoalan, ( bertanya ) , mencari jawaban, mencari kebenaran. Persesuaian antara pernyataan / bila tidak benar / tidak siterima contoh 3 x 3 = 9 diyakini selamanya 9
metode merenung ( intuisi ) - > sdsb / kejawen / dukun
metode untung untungan - > tidak sengaja naigunung menemukan mata air dst.
Metode coba coba ( trial & eror ) - > naik sepeda
metode ilmiah experiman / observasi / kesimpulan
ciri – ciri metode ilmiah
Obyektif – disepkati / dipakai / semua orang
Empiris – dapat dibuktikan
Konsisten - tetap
Sistematis – Urut dan teratur
Sikap orang Imiah
. Krotis , Sportif dan Toleran
Seorang Muslim yang tidak memepati janji = Munafiq
terori nilai
Orang hidup selalu mempunyai tujuan
Untuk mencapai tujuan melakukan aktiviatas
altiviatas seseorang tergantung dari nilai seorang
nilai ada yan baik unik ada yang buruk
Nilai baik - aktivitas baik
Nilai manusia – tujuan – aktivitas –
Nilai buruk - aktivitas buruk
contoh : penjara banyak dihuni , orang muslim jadi nilai muslim buruk
Kebudayaan ( John Lock )
aktivitas yang dipaksakan – kebiasaan – kebiasaan terulang ulang ditirukan banya orang menjadi tradisi - tradisi dilakukakn orang banyak secara komunal – timbul nilai yang melembaga
muncul nilai yang melembaga – muncul norma norma aturan – agar kebiasaan tradisi tidak --hilang – maka lahir kebudayaan
Norma Hukum – ssanksi penjara
Norma Etika / Estetika ( keindahan ) - cemo`oh
Norma Agama – Dosa
Menurut Moh Hatta : Agama adalah kebudayaan , semua Agama sama , karena agama merupakan cipta hasil karya manusia
Kebudayaan material : masjid / pura/ gereja
Kebudayaan Imaterial : Filsafat / agama Poktik / ekonomi / pendiikan / kaidah kaidah budaya
August Comte ( positivisme )
evolusi peradaban Manusia – Teologi, Metafisis ,Posisitivisme
Teologi - Kepercayaan memohon kepada penguasa alam akibat tidak mampu menghadapi
bencana alam
Metafisis – Usah persembahan kepada alam agar keenginan dikabulkan
Postifisme – Manusia menyelesaiakn masalah dengan kemampuannya sendiri
Evolusi Kepercayaan manusia
Anismisme – Kepercayaan pada roh roh
Dinamisme – Kepercayaab kekuatan magis pada benda atau alam
Politeisme – Kepercayaan pada Dewa – dewa
Monoteisme – Kepercayaan pada 1 Dewa / Tuhan
Deisme /Sekulerisma – Tuhan tidak menguasai alam
Rasipnalisme – Segala sesuatu bergabtung pada Alam
Ateisme – Tidak percaya adanya Tuhan
Empirisme ( David home )
Alam terjadinya dengan sendirinya karena dari siklus yang berulang dari Ayam kembali ke Alam , Dari bayi kembali ke bayi , Semua berputar kembali berulang ulang,
Louis Pasteur
Makhluk berasal dari makhluk bukan karena diciptakan dan bukan dari benda mati ,
kehidupan tercipta karena adanya kehidupan sebelumnya Omne vivum ex ovo, Omne Ovum Ex vivo .
Harold Urey
Awal mula kehidupan berasal dari molekul ( CH 4 ) , Metana NH ( 3 ) ,H3 Hydrogenium ,dialiri listrik yang berasal dari Halilintar , sehingga terjadi reaksi kimia sehingga tercipta organisme mikro , yang terus berevolusi sehingga menjadi makhluk hidup
Teori Evolusi ( charles Darwin )
Makhluk hidup terus berevolusi hingga makhkluk hidup sekrang termasuk manusia
Oreopithecantropus – 12 juta Tahun yang lalu
Megantropus - 6 juta Tahun yang lalu
Lucy - 3,5 juta TYL
Pitecantropus - 5 juta
Neanderthal - 600 000
Qatzen - 100 000 di Palestina

Thomas Hobes
Materi bergerak dengan sendirinya, teori fisika contoh Geontris rotasi planet karena gaya geocentris , penciptaan langit karena berbagai macam Teori
a) Stedy state ,Alam terjadi karena suatu ledakan Big bang
b) Pulsating Universe, Benda benda di Angkas saling menjauhi
c) Teori awan debu Dead cloud Theory , matahari dikelilngi awan debu termasuk bumi
d) Teori kabut Kant laplace, alam semesta berasak dari kabut
e) Teori Gas , alam semesta berasal dari gas
Teori Marxisme / Materialisme
a, Materialisme metafisik selurlh kehidupan in adalah materi bergerak dan berkembang
b. Materialisme Historis, sejarah manusia agar manusia siksen dan sejahtera untuk mencari materi Ukuran keberhasilan dari materi , Tuhan bukan materi jadi Tuhan tidak ada
Teori Idealisme Hegel
Tuhan ada karena ide dari manusia secara subyektif, sedangkan yang ide yangobyektif dari akal manusia , contoh susu manis , sebenarnya ide saja , karena ketika sakit rasanya jadi pahit
Pengembalian
metode ilmiah bukan untuk mencari benar / salah tapi ketepatan
contoh ada 2 spidol bertutup merah , hakikatnyaa bukan kedua spidol tidak mungkin sama
obyektif
Tidak harus seusatu yang ilmiah disepakati semua orang , contoh seni lukis , seni suara
Empiris
tidak semua harus dibuktikan contoh 2 garis lurus =========== tidak mungkin bersatu tidak ada yang membuktikan , tapi nyatanya tetap ilmiah
Pantulan bola semakin lama semakin mengecil secara teori tetapi tidak ada yang membuktikan
Bangun lingkaran , segitiga , bujur sangkar , kenyataannya hanya ada di teori tidak riil bangunnya
garis azymut semakin lama semakin dekat tidak ada yang membuktikan hanya teori tersebut
Rasionalisme
Ternyata ilmu hitung ada aksioma( pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian / berdasarkan kesepakatan ) .
ad
rumus ----- = c -------------- = c ------> a = d

b b
10/ 0 =¨§ 100 / 0 = § 1000 / 0 = § ------ > 10 ‡ 0 100 ‡ 0 1000 ‡ 0
hasil perhitungan yang abstrak = _ - 1
teori agust comte
Evolusi Peradaban manusia yang dikemukakan tidak selamanya benar, karena pada kenyataan justru alur proses solusi terbalik contoh : setelah berobat ke dokter mentok beralih ke paranormal , setelah minta tolong polisi mentok minta tolong paranormal dsb,
Teori Darwin
Ada mata rantai yang terputus , ada beberapa binatang yang tidak bervolusi ,
Materialisme
Apakah mimpi , fatamorgana itu secara materi ada ? Ternyata tidak ada tapi orang mengakui hal tersebut ada,
sifat materi , Selalu berubah , tidak kekal, dan tidak mempunyai kekuasaan bahkan pada diri materi sendiri , contoh : apakah manusia bisa merubah letak matanya di kaki dgn sendirinya,
Karena materi tidak kekal, tidak bersiri sendiri dan tidak mempunyai kekuasaan , maka tentunya ada zat yang berkuasa atas sifat materi, kekal dan berbeda dengan sifat sifat materi
Zat tersebut kita sebut dengan x , kesimpulan : metode ilmiah yang mengutamakan akal /indra tidak selamanya dapat menyelesaikan permasalahan karerna keterbatasannya , baik mata hidung, telinga dan akal semua terbatas sehingga tidaklah dapat untuk menyelesaikan masalah, karena kebenaran dengan metode ilmiah adalah relatif , maka kita harus mencari kebenaran dari zat yang Mutlak yaitu x atau agama menyebutnya Hyang widhi ,Budha, Yesus, dsb.
Bagaimana bila terjadi perbedaan sains dan agama , maka salah saru benar atau keduanya salah Karena ada banyak nya agama maka kita lihat bebrapa alternatif
a. Semua Agama Benar -----> Tuhannya banyak
b. Semua Agama Salah ------> Tidak ada Tuhan
c. Semua Agama Benar atau satu yang salah --------> Tuhan yg benar mengeroyok yg salah
d. Semua Agama Salahdan satu yang benar -------> Tuhan Satu
e. Semua Agama Benar tapi ada yang paling benar -----> Ada tuhan pendamping
Agama Hindu
Agama hindu timbul 1500 sm dan tidak jelas siapa yang mengajarkan pertama kali
I. Zaman Weda
weda Purba – dari bangsa aria Reg Weda : dawa langit ( waruna, surya, wisnu ), Dewa bumi ( pertiwi , agni) Dewa angkasa ( Indra, Naruta , Bayu )
Weda Brahman , Brahma - biksu , kstaria - perang, waisya pekerja, sudra rakyta
Weda Upanishad 750 sm – Brahman = materi ; Ataman = Rohani ; Karma = balasan perbuatan ,
II. Hindu sesudah Budha 500 sm
adanya sesajen , pengorbanan, timbulnya sistem Kasta,timbulnya Yoga sebagai cara untuk mendapatkan pengalaman spiritual ;Timbulnya konsep trimurti Brahmana, Wisnu , Siwa, , kemudian lahirlah kitab Bhagawat Gita yang isinya :
Tuhan zat yang tidak dilahirkan , tanpa awal , maha kuasa, Tuhan menitis pada ciptaannya untuk menghancurkan yang batil .
Agama Budha
Kejahatan dan kejanggalan memakai jubah kuning ke Rajaggraha belajar kepada 2 brahman , dilanjutkan pergi ke hutan Uruvela, 6 tahun hiduo sangat sederhana bersama dengan 6 orang muridnya merasa keliru mengabil jalan tangah ,pergi ke Magadha, mendirikan candi Mahabodhi duduk dibawah pohon bodhi mendapatkan ilham untuk mencapai nirwana menjauhi 5 hal Pembunuhan , Dusta, Pelanggaran sex, tetap menggairahakan Karma dan Reirkanasi . Kitabnya adalah Tripitaka,
Agama Nasrani
Sejarah Agama Nasrani , Nasarani dari dari kata Nazareth kota kelahiran Isa Almasih , lahir di masa raja Herodes menyiarkan agama umur 30 th selama 3 th, hanya untuk Israil ( Matius 15 : 24, matius 10 ; 5- 6 ) menurur inji disalib oleh gubernur Roma di Yerusalem Pilatus di bukit Golgota ( beda pendapat Lukas 23 : 26 & Matius 27 : 32, dengan Yahya 19 : 17 / menurut Islam tidak disalib 4 ; 157 ) Dogmatis sekarang 23 : 34 .
Rasul pengikut Isa ada 12 murid , rasul utama Paulus , penrjanjian baru ada 4 injil yaitu Matius , Markus, Lukas, Yahya, disusun setelah Isa wafat ,
Perbedaan perbedaan dalam injil
Yahya 17 : 3 Allah Maha Esa vs Matius 5 ; 9 Mereka ( tidak esa )
Yahya 10 : 30 Bapak & aku satu vs Matius 27 : 46 ( Eli eli lamasabakhtani )

Sejarah tri tunggal
Mula – mula Allah Esa
Ada 2 aliran ariusYesus anak Tuhan , Anthasius Yesus adalah Tuhan ,akhirnya Yesus ditetapakan menjadi Tuhan melalui komsisli Nicea ( 325 M ), oleh kaisar contantin
Terjadi permasalaha pribadi Yesus , diputuskan yesus punya 2 unsur manusia dan Tuhan dan Roh Kudus menjadi Tuhan konsili apluse ( 431 M )
Sejarah Gereja terjadi
Rumawi – katolik & protestan ( pelopor martin luther )
Yunani
perbedaan Katolik & kristen
katolik
Kenal Paus hingga pastur ,
Perntara manusia dalam berhubungan dengan Tuhan
Pendeta tidak boleh kawin
Umat tidak boleh menafsirkan injil
Maria diimani setaraf dengan tri tunggal , maria bebas dosa tgl 8 des 1954 Paus Pius IX
Perjanjian lama berisikan 45 kitab
Protestan
Tidak kenal Paus
Tidak ada perantara
Bebas menafsirkan injil
Pendeta boleh kawin
Perjanjian lama 39 kitab
Dosa waris ; Semua manusia berdosa dan ditebus Isa ada perkecualian maryam seteleh diputuskan oleh Paus Pius IX pada tgl 8 Des 1954
Peribadatan berupa ma`nawi dan kebaktian tidak mengenal waktu dan tempat,
Setelah Nabi Isa wafat Dikembangkan 12 muridnya terutama Paulus ,/ Saul, th 311 diakui romawi dan 323 menjadi agama resmi dan dikebangkan ke negara negara lain .
Agama Islam
Tuhan 42 : 51; 20 : 14
Absolut 6 : 102 – 103 112 : 2 57 : 1 – 6
Unique : 112 : 1 jo 2:163 jo 20 : 8
Distinct : 42 : 11 jo 112 : 3 – 4
Alqur ' an : 17 : 88 jo15:9 jo 16:89jo16:89 jo jo 2:23
Rasul : 61:9; 9:33; 48:28
Karakter ajaran 61:9 ; 9:33 48:38
Kesimpulan
Agama Tuhan Kitab RasulIbadah
HinduHyang widhiWeda-
BudhaTripitakaBudhaGautama
Yahudi YehowaTaurat MusaSholat; Puasa
Nasrani TrinitasInjilIsa
Islam4jjIAlqur `anMuhammadRukun Islam
Bukti bukti kebenaran Alqur`an
Gaya bahasa ak hadits laini dengan gaya bahasa AlQuran
Arum 30 : 2- 4 , persia menduduki damaskus 613 , Jerusalem 614 , alexandria 619 ,
8 th kemudain 627 kerjaan Byzantium mengalahkan Persia
S Al Lahan Abu Lahab meniggal dalam keadaan kafir
misteri angka 19 Al Mudatsir : 30 ( Dr Mustafa Mahmud Rasyid )
Basmalah : 19 huruf
Al`alaq : 19 huruf
sura : 114 kelipatan 19 surat Al Kahfi ( tengah AlQur`an ) : surat ke 19
Ismi : 19 ; Allah 2698 : 142 X 19 ; Arrahman 57 : 3 x 19 Arrahim 114.
ya sin Surat Ya sin : 285 ( 15 x 19 )
qof Surat Ak Qalam 133 7 X 19 )
Tho ha 342 ( 19 X 18 )
Abdurrahman Naufal ( AL ijaz,Aladabylili Qur`an )
kesamaan jumlah Antonim
Hayat( hidup) & Maut ( mati ) 145 kali
AlNafa ( Manfaat) & Al Mudharat ( Mudharat) 50 kali
Alhar ( panas ) & Al Bardu ( Dingin) 4 kali
Asholihah (kebaikan ) & As Sayah ( Keburukan )
sinonim sama
Al Harot & AN Naroat ( membajak/bertani) 17 kali
Alajaba & al Ghororoh ( Bangga diri / angkuh ) 70 kali

Hidayah
Instink 16 : 8
Indra 16 ; 78
Rasio 2 : 164
agama 22 ; 67
Taufiq :10:99,11:102
RANGKUNGAN ALAM
ulil Albab 3 : 190/191
Baca Ta`awudz sebelum baca Alqur`an 16 : 98
Alam 38 : 87 Alqur`an peringatan bagiseluruh Indonesia
38 : 27 Perumpamaan untuk pelajaran
Ghaib 27:65 hanya Allah dan Rasulnya yang tahu
masa lalu 20 : 51, 52 keadaan umat terdahulu Allah yang paling tahu
masa kini ; 21 : 35 Setiap orang akan mati
masa yg akan datang : 6: 44, 45 terlena kan diberi azab
Kiamat 7:187 hanya allah yg tahu sekejap mata
25 : 25 langit pecah 56 : 4- 6 bumi hancur 84: 7 – 13 Pengadilan
Syahadah
sunatullah 16 : 49
Eksak / pasti : 25 : 2 ukuran pasti air 23 : 18
Immutable konsisten : 48:23 misal 36 : 38 – 40 perdaran matahari
Obyektif tidak pandang bulu 8 : 25 Musibah 21 : 105 yg Soleh menguasai
Penciptaan Bumi & Alam Semesta
21 : 104, 30 Penggulungan
41 : 10 – 12 Makanan
79:29 -33 Waktu – gunung – manusia
25 : 59 enam masa
57: 3 lapisan langit 65 : 12 lapisan bumi
25 : 61 galaski 88 : 12 langit ditinggikan
51 : 7 garis edar bintang 27 : 88 rotasi bumi
55: 19,20 terisan suez , panama 14 : 46 Nuklir;55 : 33 pesawat antariksa
Ideologi / politik – stategi politik
24 : 55 janji Allah muslim akanberkuasa
3: 118 jangan menjadikan orang diluarmu teman
3 : 159 mengutaman musyawarah
Ekonomi
2:275 haramnya riba
51 : 19 harta kita hak orang misikin
4 : 77 zakat 83 : 1- 3 jangan curang 40 : 12 – 13 anti perbudaan
16 : 91 – 92 Dilarang melanggar perjanjian
Hukum
4: 135 jadi penegak Keadilan
Pidana 5 : 38 potong tangan pencuri 24 : 42 hukum cambuk
Perdata 4 : 3 poligami 4 : 11 hukum waris
5 : 44 , 45, 47 hukum Islam wajib ditegakkan
Pendidikan & sosial
33 : 35, 36 kesamaan Hak dan kewajiban
24 : 30 menahan pandangan 24 : 31 33; 33 : 59 jilbab
24: 28 – 29jo 24 : 58 -59 adab adab berumah tangga
49: 9 – 13 Ukuwah & membangun persaudaraan
Sejarah kemanusiaan
25 : 35 sd 40 kaum sodom d tsamud jad peljaran
iman
amalInsan Kamil 99 : 7
ilmu
Manusia
71 : 14 melaluitingkatan
32: 7 – 8 th thin = zat air/hydrogenium
3:59= turob/zat organik
37:11 lazib/tanah liat/zat besi
55:14 sholshol zat pembakar
15:28 Hamain / zat lemas
listrik - causa formatif- asam amino
2:31 - 39 kisah adam di surga
23:12-14 proses di rahim
32:9 ruh
76:2 dicipta utk diuji
karakter manusia
unggul 95:42
cerdas 2:30- 34
hanif 7:172
fitroh 55:7-9
freewill 2: 256
sosial 49:13
ego negatif
tergesa gesa 17: 11
membantah 18: 54
lngkar 100:6
melampaui batas: 10:12
keluh kesan 70:19
susah payah 90:4
frustasi 17:83
lemah 4:28
cinta dunia 75:20
malas 4:142
ego positif 70:22-34
lman 91:10-9
taubat 3:133
tenang:29:27

[+/-] Baca selengkapnya...

Sabtu, 19 Maret 2011

generasi pembawa perubahan


Sesaat terdiam dan menghela napas panjang, seorang remaja muslimah berjilbab diatas podium melanjutkan bicaranya dengan bergetar untuk menjawab pertanyaan dari 3 orang dewan juri Lomba Remaja Muslimah teladan , sementara para hadirin menyaksikan dengan seksama penampilannya....., yah begitulah suasana Lomba Remaja Muslimah Teladan yang diselenggarakan FOSI Kab. Semarang . untuk memperingati Hari Kemerdekaan berjilbab di tahun 2011 ini , selain Lomba Remaja Muslimah Teladan peringatan kali ini FOSI juga menyerahkan award bagi sekolah Umum dengan muslimah berjilbab terbanyak yang tshun ini jatuh pada sekolah SPMA Hasan Moenadi semoga dengan kegiatan ini akan mencetak generasi pembawa perubahan. Perkembangan politik memang membawa dampak pada semangat keagamaan di kalangan muda, di satu sisi dekadensi moral dikalangan muda , karena pengaruh teknologi semakin menggila, di satu sisi para aktivis Islam terjebak pada kelompok kelompok politik praktis, ataupun cita cita mulia khilafah yang disampaikan terlalu fulgar diperbarah , fitnah skenario terorisme semakin menjadikan apriori generasi muda beserta orang tuanya untuk mendalami Islam. Metode pengkaderan FOSI merupakan jawaban kebutuhan , untuk mencetak generasi yang semangat mendalami Islam tanpa harus terjebak dalam sekterainisme , apalagi pengkotakan politik, sabar dalam berdakwah penuh perhitungan sehingga tidak terjebak pada kevulgaran cita cita Islam apalagi sampai ke anarkisme namun juga tidak pula takut untuk menunjukkan inilah Islam , sayang para dai FOSI merasa sudah harus pensiun ketika sudah berkeluarga. Peringatan Jilbab adlah titik awal , penyadaran generasi muda akan hak hak umat Islam yang harus danterus diperjuangkan , Hak melaksanakan syariat secara kaffah , yang harus diperjuangkan melalui jalur penyadaran masyarakat maupun secara politis. Mimpi FOSI di Ungaran peringatan ini suatu saat akan menjadi peringatan berskala Nasional ...

[+/-] Baca selengkapnya...

 

blogger templates | Make Money Online